TEMPO.CO, Salford – Sir Alex Ferguson, mantan manajer Manchester United telah menjalani operasi darurat setelah perdarahan otak pada 5 Mei 2018.
Seperti dilansir Independent, dalam sebuah pernyataan oleh klub, "Prosedurnya berjalan sangat baik tetapi Ferguson membutuhkan periode perawatan intensif untuk mengoptimalkan kesembuhannya".
Pria berusia 76 tahun itu kini mulai pulih dari operasi darurat di rumah sakit distrik Macclesfield dan dipindahkan ke Salford Royal.
Baca juga:
Manfaat Daun Kelor untuk Gizi Anak, Setara dengan 25 Ikat Bayam?
Waspada: 5 Kebiasaan Ini Bisa Merusak Citra Karyawan di Kantor
Besok SBMPTN Digelar, Sudah Cek Lokasinya?
Berikut uraian singkat tentang penyakit yang diderita Sir Alex Ferguson, tanda-tanda dan gejala dan bagaimana bagaimana perawatannya.
#Apa itu perdarahan otak?
Brain Haemorrhage atau Pendarahan Otak adalah pendarahan di dalam atau di sekitar otak. Kondisi ini menyebabkan pembengkakan dan darah yang terkumpul bisa membentuk massa yang meningkatkan tekanan pada otak. Massa darah yang disebut hematoma, dapat mengurangi aliran darah penting dan membunuh sel-sel pada otak.
Arti dari perdarahan secara harafiah adalah “meledaknya darah”, dan kondisi ini menyebabkan sekitar 13 persen dari stroke. Maka orang yang mengalami kondisi ini kadang-kadang akan mengalami gejala yang mirip dengan stroke, dengan kelemahan pada satu sisi tubuh atau perasaan mati rasa. Kadang-kadang pasien akan mengalami sakit kepala yang parah atau kesulitan berbicara atau melihat.
Menurut Independent, Sir Alex dilaporkan telah menderita berbagai penyakit, salah satunya perdarahan subarachnoid. Penyakit tersebut yang menyumbang sekitar satu dari setiap 20 stroke yang terjadi.
# Apa saja gejala perdarahan seperti ini?
Gejalanya dapat berupa sakit kepala yang tiba-tiba menyiksa. Sering kali digambarkan mirip seperti dipukul di kepala secara tiba-tiba, seperti leher kaku, perasaan atau sakit, kepekaan terhadap cahaya, kabur dari penglihatan, dan kehilangan kesadaran atau kejang.
# Bagaimana perawatan untuk perdarahan otak?
Seorang dokter akan menentukan bagian otak mana yang terpengaruh berdasarkan gejala pasien. Mereka dapat menjalankan tes dengan CT scan, yang dapat mengungkapkan perdarahan internal atau akumulasi darah, atau MRI. Pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata dapat menunjukkan pembengkakan saraf optik.
Perawatan yang dilakukan tergantung pada lokasi, penyebab dan luasnya perdarahan. Obat-obatan seperti penghilang rasa sakit, kortikosteroid atau diuretik mungkin diresepkan untuk mengurangi pembengkakan. Antikonvulsan diresepkan untuk mengontrol kejang. Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah perdarahan.
Sebanyak setengah dari semua orang yang menderita perdarahan di dalam otak atau intraserebral meninggal, dengan sebagian besar kematian terjadi dalam dua hari pertama. Sedangkan mereka yang bertahan hidup mengalami pemulihan yang lambat, dengan hanya 12 persen yang dapat memulihkan fungsi lengkap atau dalam kurun waktu setidaknya 30 hari.
INDEPENDENT | THE SUN | ANGGIANDINI PARAMITA MANDARU