Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Thalassemia Sedunia, Intip Gejala Penderitanya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Donor darah untuk penderita penyakit Thalassemia diselenggarakan di Gedung Sate, Bandung, Jumat (13/11). Jabar merupakan daerah tertinggi kedua penderita Thalassemia setelah Jakarta. TEMPO/ Aditya Herlambang
Donor darah untuk penderita penyakit Thalassemia diselenggarakan di Gedung Sate, Bandung, Jumat (13/11). Jabar merupakan daerah tertinggi kedua penderita Thalassemia setelah Jakarta. TEMPO/ Aditya Herlambang
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 8 Mei selalu diperingati sebagai Hari Thalassemia Sedunia. Tema peringatan Hari Thalassemia Sedunia tahun ini adalah “Bersama untuk masa depan yang lebih baik”. Tema ini menegaskan bahwa jika semua pihak mau berkontribusi untuk pencegahan dan pengendalian Thalassemia, maka akan memberikan masa depan yang lebih baik bagi penyandang Thalassemia”.

Thalassemia merupakan penyakit kelainan darah merah yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak dan keturunannya. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia. Hal ini menyebabkan eritrosit mudah pecah dan menyebabkan pasien menjadi pucat karena kekurangan darah. Baca: Gaun Pengantin Meghan Markle Dibuat Tangan, Harganya Rp 1,8 M

Penyakit Thalassemia terdapat di seluruh dunia, terutama negara yang termasuk Thalassemia belt. Yaitu Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika sub-sahara dan Mediterania, juga Indonesia. Ada sebanyak 7-8 persen penduduk dunia yang memiliki kelainan hemoglobin. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 20 juta penduduk yang membawa kelainan gen ini. Pada 2016, terdapat 9121 pasien Thalassemia mayor di Indonesia. "Pasti masih banyak yang belum terdeteksi dan mendapat pengobatan optimal," kata dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Pustika Amalia Wahidiyat di Kementerian Kesehatan 7 Mei 2018.

Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan ada 8 provinsi dengan prevalensi lebih tinggi kasus Thalassemia dari prevalensi nasional. Kedelapan provinsi itu antara lain Provinsi Aceh (13,4 persen), DKI Jakara (12,3 persen), Sumatera Selatan (5,4 persen), Gorontalo (3,1 persen), Kepulauan Riau (3,0 persen), Nusa Tenggara Barat (2,6 persen), Maluku (1,9 persen), dan Papua Barat (2,2 persen).

Berdasarkan data Yayasan Thalassaemia Indonesia (YTI) dan Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (POPTI) pada 2014, dari hasil skrining pada masyarakat umum dari tahun 2008 – 2017, terdapat masyarakat yang berstatus pembawa sifat Thalassemia sebanyak 699 orang atau 5,8 persen dari 12.038 orang yang diperiksa. Baca: Vespa Antik Semakin Diburu, Harganya Nyaris Rp 200 Juta

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena ini adalah penyakit genetik, maka penderita Thalassemia biasanya mendapatkan penyakit ini dari riwayat keluarga. Gejalanya bervariasi. Gejala paling umumnya adalah pucat atau lemas akibat anemia.

Ada 3 jenis penyakit Thalassemia. Mereka adalah Thalassemia minor atau trait alias pembawa sifat. Biasanya para pembawa sifat ini tidak bergejala. Secara umum mereka terlihat normal. Walau begitu, dalam pemeriksaan darah, ditemukan bahwa kadar HB yang sedikit di bawah normal.

Lalu ada jenis penderita Thalassemia intermedia. Mereka biasanya baru terdiagnosis pada anak yang lebih besar. Para penderita Thalassemia golongan ini biasanya tidak membutuhkan transfusi darah secara rutin. Baca: Besok SBMPTN Digelar, Sudah Cek Lokasinya?

Tipe ketiga adalah jenis penderita Thalassemia mayor. Para penderita Thalassemia jenis ini biasanya sudah mulai merasakan gejalanya sejak bayi. Mereka akan tampak pucat, lemah, lesu, sering sakit, kadang disertai perut yang membuncit. Pasien ini membutuhkan transfusi darah terus menerus seumur hidupnya selama 2 hingga 4 pekan sekali.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

3 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

10 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

12 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

13 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

16 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

16 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

16 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

21 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).