Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Thalassemia Sedunia, Bisakah Penderita Hidup Normal?

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Bangkit Prayoga, 20 tahun. Penderita Thalassemia, Jakarta 7 Mei 2018. Tempo/Mitra Tarigan
Bangkit Prayoga, 20 tahun. Penderita Thalassemia, Jakarta 7 Mei 2018. Tempo/Mitra Tarigan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Thalassemia membuat Bangkit Prayoga terlihat kurus untuk anak seumurnya. Lelaki 20 tahun itu terlihat kurus dengan mengenakan kemeja ungu. "Dulu saat bayi, saya sebenarnya gemuk," kata Bangkit di Kementerian Kesehatan 7 Mei 2018.

Bangkit adalah salah satu penderita Thalassemia mayor. Ia divonis penyakit itu sejak usia 2 tahun. Bangkit mengatakan saat bayi ia sering mengalami sakit kuning. Ia pun sering sekali lemas sejak kecil. "Saat itu kami sudah ke berbagai rumah sakit, pengobatan alternatif, dan bahkan ke dukun. Sampai akhirnya saya diambil sampel dari sumsum tulang belakang untuk melakukan tes lagi," katanya.

Saat ini Bangkit harus selalu menjalani transfusi darah setiap sebulan sekali. Ia pun perlu rajin ke rumah sakit untuk mengontrol Hemoglobin dalam darahnya. "Kalau terlambat dapat transfusi, saya bisa lemas," katanya.

Baca juga: 
Vespa Antik Semakin Diburu, Harganya Nyaris Rp 200 Juta
Manfaat Daun Kelor untuk Gizi Anak, Setara dengan 25 Ikat Bayam?

Thalassemia merupakan penyakit kelainan darah merah yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak dan keturunannya. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia. Kondisi tersebut menyebabkan eritrosit mudah pecah dan menyebabkan pasien menjadi pucat karena kekurangan darah.

Beberapa orang berpikir apakah seorang penderita Thalassemia bisa hidup dengan normal. Bangkit, yang saat ini baru mau masuk kuliah, mengaku bisa hidup dengan cukup normal. Ia melakukan puasa, ia juga berolahraga. "Tapi olahraganya tidak berat, seperti jogging. Tapi kalau sprint saya tidak kuat," kata Bangkit.

Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Pustika Amalia Wahidiyat setiap orang boleh melakukan aktivitasnya. Dalam olahraga, kata Pustika, sebaiknya melakukan olahraga yang tidak terlalu melelahkan. "Jangan ikut olahraga bela diri, kan tulang penderita Thalassemia agak rapuh," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada 3 jenis penyakit Thalassemia. Mereka adalah Thalassemia minor atau trait alias pembawa sifat. Biasanya para pembawa sifat ini tidak bergejala. Secara umum mereka terlihat normal. Walau begitu, dalam pemeriksaan darah, ditemukan bahwa kadar HB yang sedikit di bawah normal. kelompok ini tidak mengalami perubahan penampilan fisik dan tidak berhejala sama sekali. Namu individu ini memailiki risikp mempunyai anak dengan Thalassemia jika menikah dengan sesama Thalassemia minor. Baca: Aktor Deadpool 2 Dansa Bareng, Sekadar Fun atau Ada Manfaat Lain?

Jenis kedua adalah penderita Thalassemia intermedia. Mereka biasanya baru terdiagnosis pada anak yang lebih besar. Para penderita Thalassemia golongan ini biasanya tidak membutuhkan transfusi darah secara rutin. Mereka memiliki kadar hemoglobin yang lebih rendah dari rata-rata. Akibatnya, tetap memerlukan transfusi darah namun tidak rutin. Pasien tetap dapat hidup normal. Beberapa kasus memerlukan pengobatan rutin untuk mencegahan komplikasi lebih lanjut.

Thalassemia Mayor. Foto: stemcellumbilicalcordblood.com

Tipe ketiga adalah jenis penderita Thalassemia mayor. Para penderita Thalassemia jenis ini biasanya sudah mulai merasakan gejalanya sejak bayi. Mereka akan tampak pucat, lemah, lesu, sering sakit, kadang disertai perut yang membuncit. Pasien ini membutuhkan transfusi darah terus menerus seumur hidupnya selama 2 hingga 4 pekan sekali. Thalassemia mayor dapat hidup dengan normal jika mendapatkan pengobatan optimal dengan transfusi darah rutin, konsumsi obat kelasi besi teratur dan pemantauan ketat oleh dokter. Hal ini tentu membutuhkan dukungan penuh moral dan material dari keluarga.

Jika tidak, pasien dapat mengalami banyak komplikasi, termasuk perubahan bentuk fisik tubuh, gangguan tumbuh kembang, beban materi dan psikologis pasien beserta keluarganya dengan dikucilkan, sulit mencari teman dan pekerjaan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

3 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

4 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

11 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

11 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

11 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

13 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

13 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Operasi Hernia Benjamin Netanyahu Berjalan Sukses

18 hari lalu

Benjamin Netanyahu. [Middle East Monitor]
Operasi Hernia Benjamin Netanyahu Berjalan Sukses

Tim dokter dan kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan operasi hernia yang dijalani Benjamin Netanyahu berjalan sukses.


Tips Makan Enak tanpa Khawatir Masalah Pencernaan Saat Lebaran

19 hari lalu

Hidangan lebaran. ANTARANEWS
Tips Makan Enak tanpa Khawatir Masalah Pencernaan Saat Lebaran

Dokter spesialis penyakit dalam memberikan tips agar tetap bisa makan enak saat lebaran tanpa menimbulkan masalah pencernaan.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

20 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.