TEMPO.CO, Jakarta - Konsumen dari kelompok Generasi Z atau mereka yang lahir setelah 1996 lebih sering mengalokasikan dananya untuk sesuatu yang berbasiskan pengalaman. Bukan lagi pangan yang menjadi sasaran belanja zaman sekarang.
Perubahan pola konsumsi ini berlaku untuk semua lapisan masyarakat Indonesia. Begitu hasil riset yang dilakukan PT Neurosensum Technology International yang memantau perkembangan pola konsumsi masyarakat Indonesia selama dua tahun mulai 2016 sampai 2018. Riset ini dilakukan terhadap 1000 peserta penelitian yang berasal dari 12 kota besar di Indonesia.
Baca juga:
3 Hal yang Sering Merusak Hubungan dengan Pasangan, Uang?
Cuti Bersama Lebaran 2018, Berapa Lama Cuti Ideal?
Beasiswa LPDP Digelar: Tak Hanya Gratis, Intip 4 Manfaat Lainnya
“Gen Z cenderung mengalokasikan pengeluarannya untuk mendapatkan pengalaman makan di luar, internet dan data seluler, kesehatan dan kebugaran, serta rekreasi,” ungkap Managing Director Neurosensum Rajiv Lamba pada konferensi pers pemaparan riset “Memahami Tren Konsumen Masa Kini” pada 8 Mei 2018 di Hotel Westin Jakarta.
Hasil riset menunjukkan presentase alokasi dana oleh masyarakat Gen Z pada sektor jalan-jalan di dalam kota mencapai 160 persen. Kemudian, penyaluran dana terhadap penggunaan transportasi online mencapai 129 persen. Yang lainnya, seperti pembelian smartphone atau menonton film juga menjadi pilihan generasi zaman now ini untuk mengalokasikan uangnya.
Ketika saat ini perusahaan tradisional lebih memfokuskan diri pada generasi Millenials, untuk kedepannya, mereka harus menargetkan Gen Z sebagai fokus utama untuk bisa mencapai pertumbuhan. Gen Z yang ada saat ini akan menjadi pengganti generasi Milennium di masa depan.
Rajiv menyatakan, “Riset yang dilakukan menunjukkan bahwa Konsumen semakin cerdas dalam menentukan pilihan. Mereka menjadi semakin sadar akan kesehatan dan mereka menginginkan pengalaman yang lebih dari merek dan produk yang mereka gunakan.”