TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan perkembangan zaman di era teknologi digital, pola perdagangan produk, termasuk produk kosmetik, mengalami perubahan. Produk kosmetik yang awalnya diperjualbelikan secara konvensial, kemudian dijual langsung melalui multi-level marketing (MLM). Saat ini kosmetik banyak dipasarkan secara online. Produk kosmetik, menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, menduduki peringkat kedua sebagai produk yang paling sering dikonsumsi dari belanja online setelah produk busana. Baca: Perdana Menteri di Usia 92 Tahun, Ini Cara Sehat Mahathir Mohamad
Berdasarkan data Badan Pengendalian Obat dan Makanan (BPOM) , jumlah produk kosmetik ternotifikasi mengalami peningkatan, dari 35.203 produk pada tahun 2015 menjadi 51.025 produk pada tahun 2017. Hal ini salah satunya merupakan efek kemudahan proses notifikasi melalui sistem notifikasi online BPOM yang memungkinkan nomor notifikasi kosmetik diterbitkan dalam 14 hari kerja.
Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito perubahan pola perdagangan dan perkembangan industri kosmetik ini menjadi salah satu perhatian BPOM. "Menjadi tanggung jawab BPOM untuk meningkatkan efektivitas pengawasan untuk memastikan kosmetik yang beredar telah memenuhi persyaratan keamanan, manfaat, mutu dan penandaan produk”, kata Penny yang juga mengakui lembaganya berperan dalam mengedukasi masyarakat agar mampu memilih dan menggunakan kosmetik yang aman. Baca: Hindari Kerut di Dahi dengan 5 Minyak Alami Ini
Jumat 11 Mei 2018, BPOM RI menyelenggarakan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bertajuk “Kampanye Cerdas Menggunakan Kosmetik untuk Generasi Milenial” di Bandung. Menurut Penny, target BPOM adalah generasi milenial, karena generasi milenial-lah yang akrab dengan dunia digital. "Generasi milenial lebih sering terpapar dengan beragam informasi tentang kosmetik melalui iklan online serta beauty blogger dan beauty vlogger yang sekarang sedang marak”, kata Penny.
Penny dan lembaganya pun mengajak generasi milenial untuk belajar lebih jauh tentang kosmetik, melalui talkshow, pameran produk kosmetik lokal, senam cek klik, kelas kecantikan, dan demonstrasi penggunaan aplikasi untuk pengecekan Nomor Izin Edar (NIE) kosmetik. Kampanye yang diikuti oleh komunitas remaja tingkat Sekolah Menengah Atas, produsen dan asosiasi serta lembaga pemerintah dan satuan kerja perangkat daerah di Kota Bandung. BPOM mengharapkan agar masyarakat Indonesia, terutama generasi milenial, dapat menjadi konsumen cerdas yang dapat melindungi diri sendiri dari kosmetik berisiko bagi kesehatan di tengah maraknya promosi dan penjualan kosmetik secara online. Baca: Yakin Hubungan Anda dan Pasangan Berhasil? Cek 5 Tanda Ini
Semoga kegiatan ini dapat menjadi ajang untuk perlindungan kepada masyarakat Indonesia dari kosmetik ilegal atau kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. "Serta dapat membentuk konsumen cerdas dalam memilih kosmetika yang aman, bermanfaat, dan bermutu dengan Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa)”, kata Penny.