TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit maag salah satu penyakit yang paling banyak dikhawatirkan akan kambuh saat bulan Ramadan yang akan dimulai pada Kamis 17 Mei 2018. Maklum, pada penderita penyakit maag harus makan dalam jumlah kecil secara berkala. Masalahnya pada bulan puasa, umat muslim harus menahan lapar dari Subuh hingga Magrib atau sekitar 12 jam. Persepsi itu ternyata harus diubah karena secara medis puasa justru bisa menyembuhkan penyakit maag. Baca: Sebelum Usia 25, Penuhi Zat Kalsium Agar Tidak Osteoporosis
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam menjelaskan, secara umum, penderita sakit maag sebagian besar adalah sakit maag fungsional, yaitu mereka yang jika dilakukan evaluasi tidak ditemukan adanya kelainan. "Pasien dengan maag fungsional biasanya dengan berpuasa, keluhan sakit maagnya berkurang dan merasa lebih sehat pada saat berpuasa," kata dia, Selasa 15 Mei 2018 di Jakarta.
Hal ini, jelasnya, terjadi karena keluhan sakit maag timbul akibat ketidakteraturan makan serta konsumsi makanan camilan, seperti makanan yang berlemak serta berasa asam dan pedas, sepanjang hari. Begitu juga mengonsumsi minuman bersoda, minum kopi, merokok dan juga faktor-faktor lain, seperti stres. Nah, selama berpuasa mereka pasti akan makan lebih teratur karena hanya dua kali dengan waktu yang lebih kurang sama setiap hari, yaitu saat sahur dan berbuka. "Keteraturan inilah yang bisa membuat pasien dengan sakit maag tersebut bisa sembuh," kata Ari. Baca: Mengapa Puasa Bagus untuk Kesehatan? Simak Kata Ahli
Bukan hanya itu. Dia melanjutkan bahwa dalam berpuasa masing-masing individu juga melakukan pengendalian diri yang menjadi faktor penting untuk tetap sehat. Jiwa yang sehat merupakan kunci agar hidup tetap sehat. Berbagai macam sakit fisik terjadi karena jiwa yang terganggu. Seperti pada penyakit psikosomatik, misalnya penderita maag yang cemas cenderung mengalami peningkatan asam lambung dan kemudian sakit maagnya kambuh. Baca: Biarkan Anak Mengerjakan PR-nya Sendiri, Begini Alasannya
Penderita hipertensi akan naik tensinya jika mengalami ganguan emosi, penderita asma bisa kambuh bila dalam keadaan stres. Kondisi jantung berdebar-debar, tangan berkeringat, pegal-pegal di tengkuk juga bisa berhubungan dengan faktor psikis. "Dengan pengendalian diri selama berpuasa, faktor-faktor psikis yang bisa mengganggu fisik tersebut mudah-mudahan tidak akan muncul. Apalagi jika keteraturan yang telah terbina selama puasa juga tetap diteruskan setelah bulan Ramadan," katanya.