Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tingkatkan Risiko Kematian, Cek 6 Cara Hindari Lemak Trans

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Makanan yang dimasak dengan minyak goreng. sxc.hu
Makanan yang dimasak dengan minyak goreng. sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gorengan dan margarin sepertinya harus segera dicoret dari daftar menu sehari-hari jika ingin menghindari lemak trans. Paling tidak begitu disebutkan Ketua Departemen Ilmu Gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fiastuti Witjaksono. "Kadar lemak trans yang diperbolehkan kurang dari 1 persen," kata dia. Jika diterjemahkan menjadi kurang dari 2,2 gram per hari dengan diet 2.000 kalori. Karena itu, jika hendak membeli margarin yang dijual bebas di pasar, dia menyarankan konsumen betul-betul cermat membaca kandungan yang ada dalam margarin tersebut.

Baca: Picu Penyakit Kardiovaskular, Apa Itu Lemak Trans?

Sebelumnya disebutkan bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk pertama kali merilis panduan dunia untuk menghilangkan lemak trans dari tiap hidangan di meja makan. Disebutkan penganan yang terkontaminasi lemak trans meningkatkan risiko penyakit jantung sebanyak 21 persen dan risiko kematian sebanyak 28 persen.

Sementara itu, Ketua Scientific Committee Annual Scientific Meeting of Indonesian Heart Association 2018, Dafsah A. Juzar, mengatakan penyakit kardiovaskular mendominasi kasus kematian di Indonesia. Prevalensi kematian di Indonesia pada kelompok usia 30-70 tahun meningkat sebanyak 23 persen selama periode 2000-2012. "Sebanyak 40 persen di antaranya disebabkan penyakit kardiovaskular," kata dia.

Riset Kesehatan Dasar 2013 yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada 2013 juga menunjukkan ada peningkatan penyakit kardiovaskular. Kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah mengalami kenaikan pada usia muda, yakni di bawah usia 35 tahun. Go Red for Woman 2016 menyebutkan bahwa satu dari tiga perempuan meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Baca: 1 Telur per Hari Aman untuk Jantung? Cek Penelitiannya

Organisasi tersebut menargetkan salah satu jenis lemak tak jenuh ini hilang dari seluruh belahan dunia pada 2023.
"WHO menyerukan kepada pemerintah agar menggunakan paket tindakan REPLACE untuk menghilangkan asam lemak trans produksi industri dari pasokan makanan," kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pernyataan yang dimuat di laman WHO, pekan lalu.

REPLACE merupakan panduan enam tindakan strategis untuk memastikan penghapusan lemak trans yang diproduksi secara cepat, lengkap, dan berkelanjutan dari suplai makanan. Yaitu :

1. R: Review
Kaji ulang sumber makanan dari lemak trans industri dan lanskapnya untuk perubahan kebijakan yang diperlukan.

2. P: Promote
Promosikan sumber lemak dan minyak alternatif yang lebih sehat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. L: Legislate
Legislasi atau lakukan pengaturan secara hukum untuk menghilangkan lemak trans yang disintesis oleh industri.

4. A: Assess
Pantau kandungan lemak trans dalam suplai makanan dan perubahan konsumsi lemak trans dalam populasi.

5. C: Create
Ciptakan kesadaran akan dampak negatif kesehatan dari lemak trans di antara pembuat kebijakan, produsen, pemasok, dan publik.

6. E: Enforce
Tegakkan kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan

Beberapa negara maju berupaya menghilangkan lemak trans yang diproduksi secara industri melalui pembatasan jumlah kandungannya dalam setiap satu takaran sajian. Ada pula negara yang sudah melarang dengan tegas penggunaan minyak terhidrogenasi parsial yang menjadi sumber utama lemak trans.

Baca: Awkarin & Lucinta Luna Heboh Soal Haid? Intip 4 Jurus Hadapi PMS

Denmark adalah negara pertama yang mewajibkan pembatasan lemak trans. Menurut WHO, sejak peraturan tersebut ditetapkan, kandungan lemak trans dalam produk makanan menurun secara drastis dan kematian akibat penyakit kardiovaskular menurun lebih cepat daripada negara-negara OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development) lainnya.

WHO telah mengidentifikasi eliminasi lemak trans produksi industri dari pasokan pangan global sebagai salah satu prioritas rencana strategisnya. Dalam Program Pekerjaan Umum ke 13 (GPW13) yang akan memandu pekerjaan WHO pada 2019-2023, WHO berkomitmen mengurangi kematian dini akibat penyakit tidak menular hingga sepertiganya pada 2030. Penghapusan penggunaan lemak trans bikinan industri dianggap sebagai salah satu langkah efektif untuk mewujudkan hal tersebut. "Mengapa anak-anak kita harus mengkonsumsi bahan yang tidak aman dalam makanan mereka?" kata Tedros.

KORAN TEMPO | DINI PRAMITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

5 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

7 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

12 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

13 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Seimbangkan Konsumsi Hidangan Lebaran dengan Serat, Simak Saran Ahli Gizi

Konsumsi opor dan gulai yang identik dengan hidangan Lebaran perlu diseimbangkan dengan makanan sumber serat seperti sayur dan buah.


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

13 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

15 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.


Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

16 hari lalu

Ilustrasi makanan khas Lebaran. Shutterstock
Sajian Berlemak Saat Lebaran, Ahli Gizi Unair Bagikan Tips Makan Opor dan Rendang

Sajian makanan kaya lemak saat Lebaran aman dikonsumsi asal tahu batasannya. Simak penuturan ahli gizi dari Unair berikut ini.


Hidangan Lebaran Identik Makanan Bersantan, Ahli Gizi Imbau Jangan Sering Dipanaskan

17 hari lalu

ilustrasi hidangan lebaran (ayam) (Pixabay.com)
Hidangan Lebaran Identik Makanan Bersantan, Ahli Gizi Imbau Jangan Sering Dipanaskan

Makanan yang bersantan seperti hidangan Lebaran sebaiknya tidak dipanaskan berulang kali karena kandungan gizinya bisa berubah.


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

18 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


10 Tips Menyimpan Makanan Berbahan Santan

26 hari lalu

ilustrasi makanan bersantan (pixabay.com)
10 Tips Menyimpan Makanan Berbahan Santan

Masakan dengan kuah santan selalu menjadi favorit banyak orang. Begini menyimpan makanan bersantan agar awet.