Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingkah Mengukur Tidur dari Jam Tangan Pintar?

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
ilustrasi tidur (pixabay.com)
ilustrasi tidur (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perkara jam tangan pintar kerap membuat dokter Andreas Prasadja keki. Beberapa kali ia didatangi pasien yang membawa data dari jam tangan pintarnya. Pasien merasa tidurnya bermasalah berdasarkan hasil aplikasi pelacak tidur di jam tangan tersebut.

Dokter yang berpraktik di Sleep Disorder Clinic Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta Pusat, ini pernah kedatangan suami-istri yang mengeluh tidurnya tak beres. Mereka menyodorkan data pelacak tidur yang diukur jam tangan. "Katanya, durasi tidurnya tak cukup, tidur dalamnya hanya sebentar," ucap Andreas, Sabtu pekan lalu. Baca: Boleh Buka Puasa dengan Es dan Gorengan? Ini Kata Dokter

Ia mengatakan ada perbedaan penghitungan antara jam tangan tersebut dan tidur yang sebenarnya. Namun, karena pasien lelaki ngotot merasa ada masalah dengan tidurnya, Andreas menyarankan sang pasien memeriksakan tidurnya dengan polisomnografi, tes yang teruji bisa mendeteksi gangguan tidur. Hasilnya, durasi tidur lelaki itu baik-baik saja. Andreas menyebutkan pasiennya itu mendengkur ringan, tapi masih dalam batas normal. "Mungkin oleh aplikasi ini dengkuran tersebut tak masuk tidur dalam, padahal sebenarnya dia sudah masuk fase deep sleep," katanya.

Dokter spesialis saraf Rimawati Tedjakusuma punya cerita lain. Beberapa bulan lalu, ia didatangi pasien yang membawa data dari aplikasi pelacak tidur. Pasien lelaki 30-an tahun itu heran karena masih merasa mengantuk dan kelelahan sepanjang hari. Tapi data yang diberikan aplikasi pelacak tidurnya berbeda. "Gadget-nya bilang durasi tidurnya sudah cukup, tapi kok masih ngantuk," ujar Rimawati, yang berpraktik di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Hasil pemeriksaan polisomnografi menunjukkan pasien itu menderita obstructive sleep apnea alias henti napas saat tidur. Baca: Menggoda Anak Soal Pacaran, Dampaknya Anak Merasa Boleh Menikah

Masalah pasien yang membawa data hasil rekam tidur ini tak hanya terjadi di Jakarta. Di kota-kota besar di negara maju, jumlahnya jauh lebih banyak dengan problem lebih beragam. Karena baru terjadi beberapa tahun belakangan, masalah ini digolongkan ke dalam penyakit tidur baru. Kelly Glazer Baron dari Rush University Medical School, Chicago, serta Sabra Abbott, Nancy Jao, Natalie Manalo, dan Rebecca Mullen dari Feinberg School of Medicine, Northwestern University, Chicago, menamakan gangguan tersebut sebagai orthosomnia, gangguan tidur akibat mencari kesempurnaan tidur berdasarkan data dari alat pelacak tidur.

Ilustrasi pria tidur. shutterstock.com

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam artikel yang dipublikasikan di Journal of Clinical Sleep Medicine, mereka menyebutkan sekitar sepuluh persen warga Amerika Serikat menggunakan gawai untuk melacak kebugaran. Menurut mereka, makin banyak orang mendiagnosis sendiri bahwa tidurnya bermasalah berdasarkan alat perekam tidur itu. Keluhannya antara lain durasi tidur tak cukup, insomnia, dan tidur gelisah. Baca: Suka Membaca? Intip 5 Buku Rekomendasi dari Bill Gates Ini

Namun, ketika dokter menunjukkan hasil pemeriksaan polisomnografi atau actigraphy-peranti yang juga sudah teruji untuk memeriksa tidur para pasien itu malah tak percaya bahwa kualitas tidur mereka sebenarnya baik-baik saja. "Untuk para pasien, data sleep tracker sering terasa lebih konsisten dengan pengalaman tidur mereka dibanding teknik yang sudah teruji," kata para penulis tersebut. Baca: Hobi Bertanam tapi Kurang Lahan? Coba Tanam di Terarium

Menurut Andreas, fenomena orthosomnia ini mulai terjadi dalam dua tahun belakangan. Masalah itu biasanya menyerang orang yang sangat peduli terhadap kesehatan. Di negara maju, orang sudah mulai sadar bahwa tidur merupakan fondasi utama kesehatan. "Kalau kualitas dan kuantitas tidurnya jelek, keseimbangan nutrisi dan olahraganya juga jelek," ujarnya. Karena itu, selain menjaga pola makan dan aktif berolahraga, mereka mengamati pola tidur

MAJALAH TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

14 jam lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

16 jam lalu

Ilustrasi tidur di dalam mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?


Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

1 hari lalu

Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp
Penelitian Ungkap Kualitas Tidur Wanita Lebih Buruk dari Pria, Ini Pemicunya

Penelitian menunjukkan hampir 60 persen perempuan mengalami insomnia. Kualitas tidur mereka diklaim lebih buruk dari lawan jenis.


7 Tips Tidur Nyenyak di Pesawat

1 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat terbang kelas ekonomi. Freepik.com/DC Studios
7 Tips Tidur Nyenyak di Pesawat

Beberapa tips ini bisa Anda lakukan jika ingin tidur nyenyak di pesawat.


Bukan Hanya Kopi, Ini 7 Rekomendasi Minuman untuk Perjalanan Malam saat Arus Balik

2 hari lalu

Iced Matcha Latte. Shutterstock
Bukan Hanya Kopi, Ini 7 Rekomendasi Minuman untuk Perjalanan Malam saat Arus Balik

Perjalanan arus balik Lebaran menjadi momen melelahkan. Saat melakukan perjalanan malam, Begadang mungkin tak terhindarkan.


Jangan Remehkan Tidur Singkat untuk Kesehatan Saat Jalani Arus Mudik

3 hari lalu

Ilustrasi tidur di dalam mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Jangan Remehkan Tidur Singkat untuk Kesehatan Saat Jalani Arus Mudik

Praktisi Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama mengatakan tidur singkat atau yang lebih dikenal dengan power nap dapat membantu menjaga kesehatan


5 Minuman yang Dapat Mencegah Microsleep

3 hari lalu

Ilustrasi pengemudi mulai mengantuk karena microsleep. Sumber: toyota.astra.id
5 Minuman yang Dapat Mencegah Microsleep

Ada sejumlah minuman yang dapat membantu mencegah microsleep dengan memberikan dorongan energi dan meningkatkan kewaspadaan.


2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

4 hari lalu

Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.


Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

5 hari lalu

Seorang wanita keluar dari tempat pemungutan suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan parlemen ke-22 di Seoul, Korea Selatan, 10 April 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

7 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?