Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Skoliosis, Siapa yang Rentan? Simak Penjelasan Dokter

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi remaja sedih atau galau. Pxhere.com
Ilustrasi remaja sedih atau galau. Pxhere.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kesehatan tulang belakang sepertinya harus menjadi perhatian, terutama untuk mengantisipasi sedini mungkin ancaman penyakit skoliosis.

Skoliosis merupakan salah satu deformitas tulang belakang yang mengakibatkan kemiringan pada tulang belakang dengan sudut lebih dari 10 derajat.
 
Pada kasus dengan derajat kemiringan yang rendah atau sedang, skoliosis dapat menyebabkan rasa nyeri pada penderitanya, sedangkan pada tingkat keparahan tertentu kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian.

Baca juga:
Skoliosis Tak Dapat Diluruskan Lagi, Cegah dengan Deteksi Dini
Penderita Diabetes juga Bisa Tampil Bugar, Tilik Penelitiannya
Kasus Altantuya Shaariibuu, Ini Plus Minus Kekasih Gelap

 
Didik Librianto, Ketua Ortopedi Spine Indonesia, Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia, mengungkapkan berdasarkan data dari berbagai kasus yang ditemukan, terdapat beberapa kecenderungan terkait dengan skoliosis.
 
"Yang pertama, skoliosis lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan dengan pria dengan rasio 8:1," katanya, belum lama ini.
 
Kemudian memiliki saudara kandung yang menderita skoliosis meningkatkan risiko terkena skoliosis hingga tujuh kali dari yang tidak. Anak dengan orangtua yang menderita skoliosis juga memiliki tingkat risiko hingga tiga kali lipat.
 
"Meski sampai saat ini belum diketahui penyebab pastinya, tetapi skoliosis dapat dideteksi sejak dini. Kasus yang tertangani sebelum memasuki usia remaja dapat memaksimalkan tatalaksana yang dilakukan."
 
Meski penyebab pasti kelainan ini masih menjadi misteri, bukan berarti tidak dapat diatasi. Deteksi dini menjadi langkah penting agar terhindar dari dampak negatif skoliosis.
 
Namun deteksi dini sebaiknya dilakukan pada saat seseorang berusia 10 hingga 14 tahun dan dilakukan setahun sekali selama tiga tahun. Hal ini dilakukan mengingat kasus skoliosis paling banyak ditemukan pada usia remaja.
 
Jika skoliosis ditemukan pada penderita yang berusia di bawah 18 tahun, tatalaksana juga masih dapat yang dilakukan dengan maksimal karena proses pembentukan tulang pada saat itu belum sempurna.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

11 hari lalu

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah


Sebab Tumor Tulang Bisa Sebabkan Kematian bila Didiamkan

17 hari lalu

Ilustrasi implan tulang. REUTERS
Sebab Tumor Tulang Bisa Sebabkan Kematian bila Didiamkan

Kasus tumor tulang sering terjadi pada umur 10-30 tahun. Namun pada banyak kasus ternyata cenderung dibiarkan sehingga kondisinya menjadi parah.


Gejala dan Dampak Kekurangan Vitamin D pada Kesehatan

21 hari lalu

Warga berjemur di bawah sinar matahari di Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 3 April 2020. Hal tersebut dilakukan warga untuk memperkuat imunitas tubuh selama wabah virus Corona. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Gejala dan Dampak Kekurangan Vitamin D pada Kesehatan

Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan berbagai gejala yang berujung pada gangguan kesehatan.


Sederet Gejala Kanker Tulang dan Pemeriksaan yang Bisa Dilakukan

33 hari lalu

Ilustrasi pria memeriksa tulang. Shutterstock
Sederet Gejala Kanker Tulang dan Pemeriksaan yang Bisa Dilakukan

Deteksi dini sangat penting dalam upaya pencegahan kanker tulang sehingga perlu mengenali gejalanya sejak awal.


Pakar Ungkap Cara Jaga Kualitas Tulang dan Otot setelah Usia 35 Tahun

41 hari lalu

Ilustrasi nyeri lutut. shutterstock.com
Pakar Ungkap Cara Jaga Kualitas Tulang dan Otot setelah Usia 35 Tahun

Untuk menjaga kekuatan tulang harus menjaga aktivitas yang bersifat penekanan pada tulang seperti jalan kaki atau jogging.


8 Cara Menguatkan Tulang Kaki, Salah Satunya Hindari Merokok

41 hari lalu

Cara menguatkan tulang kaki. Foto: Canva
8 Cara Menguatkan Tulang Kaki, Salah Satunya Hindari Merokok

Sebelum terlambat, ketahui cara menguatkan tulang kaki berikut ini. Pastikan Anda rutin berjalan dan menjaga berat badan ideal.


5 Makanan untuk Tulang Kuat yang Dianjurkan Pakar

45 hari lalu

Ilustrasi tahu sutra. Shutterstock
5 Makanan untuk Tulang Kuat yang Dianjurkan Pakar

Selain olahraga, makanan juga bisa membantu tulang tetap kuat. Berikut lima rekomendasi makanan sahabat tulang kuat dari pakar.


Menengok Lagi Peran Penting Vitamin D dalam Penyerapan Kalsium Agar Tulang Kuat

49 hari lalu

Ilustrasi ikan salmon. Foto: Unsplash/Caroline Attwood
Menengok Lagi Peran Penting Vitamin D dalam Penyerapan Kalsium Agar Tulang Kuat

Vitamin D ini disintesis di kulit setelah terpapar sinar ultraviolet B dari matahari.


Penyebab Patah Tulang Tak Wajar dan Gejalanya

50 hari lalu

Ilustrasi anak terluka/patah tulang. Shutterstock.com
Penyebab Patah Tulang Tak Wajar dan Gejalanya

Patah tulang biasanya disebabkan trauma berat, misalnya kecelakaan. Namun pada patah tulang yang tak wajar biasanya disebabkan trauma yang tak berat.


Gaya Hidup Aktif Bisa Cegah Masalah Osteoporosis Dini

56 hari lalu

Ilustrasi pria memeriksa tulang. Shutterstock
Gaya Hidup Aktif Bisa Cegah Masalah Osteoporosis Dini

Peningkatan masalah kesehatan sering disebabkan oleh gaya hidup sedentari. Penting untuk bergerak demi cegah osteoporosis sejak dini.