TEMPO.CO, Jakarta - Artika Sari Devi (38) sedang bungah. Baru dua minggu puasa, berat badannya turun 1 kg dari 48 kg menjadi 47 kg. Artika Sari Devi menyadari, di luar sana banyak perempuan mengeluh sudah puasa bukannya kurus malah menggemuk. Ia mengatakan, tidak ada menu khusus yang disantap selama Ramadan. Perbedaannya terletak pada cara memasak.
Baca juga:
Apakah Gelar Meghan Markle & Harry Bisa Diturunkan? Ini Teorinya
Berburu Ponsel Baru untuk Main Game? Waspada Overheating
4 Trik Bikin Konten Asyik, Belajar dari Video Viral Siti Badriah
"Sama-sama makan ayam dan tempe tapi bagaimana cara mengolahnya? Alhamdulillah, saya tidak pernah tambah gemuk saat Ramadan. Saya lebih banyak mengolah makanan dengan dikukus atau di-grill. Kalau menggunakan minyak, saya pakai minyak bekatul atau mintak zaitun yang nol lemak trans," ungkap Artika Sari Devi dalam wawancara dengan tabloidbintang.com di Jakarta.
Tahun depan usia Artika Sari Devi 40 tahun. Metabolisme tubuh akan melambat. Karenanya, ia makin memperhatikan pola makan, konfigurasi menu, dan cara mengolah. Suami Artika Sari Devi, Baim, tidak rewel soal menu. Baim tidak masalah jika di meja makan lebih banyak berisi sayuran ketimbang daging. Bahkan tiga per empat porsi makan Baim berupa sayuran.
"Protein pun berasal dari nabati. Pola makan ini diikuti oleh anak-anak. Karena anak-anak masih membutuhkan lemak, saya tidak terlalu keras kepada mereka soal menu. Minggu lalu misalnya, saya membuatkan menu makaroni keju," ujar Artika Sari Devi belum lama ini. Ia menambahkan, "Badan saya sekarang terasa ringan namun saya agak risi jika terlalu kurus. Setelah Lebaran, saya ingin lebih banyak makan kalori."