Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imunoterapi Mulai Diminati, Senjata Baru untuk Melawan Kanker

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi peneliti di laboratorium. Shutterstock
Ilustrasi peneliti di laboratorium. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKanker momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Berganti tahun, angka kematian akibat sel preman ini terus meningkat. Paramedis terus mencari senjata baru melawan kanker. Beberapa tahun terakhir, ditemukan imunoterapi yang menjadi harapan baru bagi pasien kanker. Farmakolog sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Iwan Dwiprahasto, menyebut sejatinya imunoterapi sudah ada sejak lama.

Baca: Kisah Ayah Olla Ramlan: Kanker, Dewi Sandra, dan Sandiaga Uno

Hanya, dalam 15 tahun terakhir imunoterapi berkembang pesat dan membuat masyarakat menoleh kepadanya. Imunoterapi, kata Iwan, pada prinsipnya terapi biologis untuk membantu tubuh meningkatkan pertahanan alami melawan kanker. Setiap orang punya imunitas, tapi untuk melawan kanker yang bersarang di tubuh, sayangnya tak semua orang memiliki kekebalan yang cukup. Karenanya, dokter merekomendasikan pemberian imunoterapi. Ada tiga cara kerja imunoterapi.

"Pertama, menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, namun menghentikan sama sekali hampir tidak mungkin. Kedua, imunoterapi bisa menghambat kanker agar tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Ketiga, imunoterapi membantu sistem kekebalan tubuh agar lebih siap dalam menghancurkan sel-sel kanker," kata Iwan kepada tabloidbintang.com di Jakarta, belum lama ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Tes Darah Baru Dapat Mendeteksi 10 Kanker Sebelum Menyerang

Lebih lanjut, Iwan menyebut tingkat efektivitas imunoterapi lebih tinggi jika dibandingkan dengan terapi lain. "Saat ini konsep penatalaksanaan kanker mengenal adanya precision medicine, bukan lagi personalize medicine. Precision medicine adalah pengobatan yang lebih presisi karena ditemukan biomarker tertentu yang lebih cepat pergerakannya. Obat-obatan imunoterapi kemudian menargetkan langsung biomarker-biomarker itu sehingga lebih tepat sasaran," imbuhnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

4 jam lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

3 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

3 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

8 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

9 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

9 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.