TEMPO.CO, Jakarta - Mudik di Hari Idul Fitri, selain berkumpul bersama atau menikmati makanan khas lebaran, juga menjadi momen untuk saling meminta maaf.
Meminta maaf atau menyatakan rasa bersalah adalah hal yang bisa dilakukan siapa saja. Tetapi, benar-benar tulus mengakui suatu kesalahan tidaklah mudah. Jika Anda benar-benar ingin mengungkapkan rasa penyesalan, akuilah kesalahan Anda dengan sungguh-sungguh. Ucapkan secara tulus dan tanpa pembelaan diri di dalamnya.
Baca juga:
Saling Memaafkan di Hari Raya Idul Fitri, Simak 5 Makna Maaf
Bagaimana Pria Pilih Busana Lebaran? Intip 3 Karakter Ini
Ratu Elizabeth II Pakai Kacamata Hitam, Gaya atau Penyakit?
Berikut ini tiga poin penting yang sebaiknya Anda terapkan saat Anda ingin mengungkapkan permintaan maaf kepada orang lain.
Ungkapkan secara tulus
Baiknya, setiap permintaan maaf dimulai dengan tiga kata ‘ajaib’; “Saya minta maaf”. Mengapa ini penting? Untuk mengutarakan permintaan maaf, Anda harus mengungkapkan penyesalan terlebih dahulu atas perbuatan Anda. Contohnya, "Saya minta maaf telah membentak Anda kemarin. Saya salah dan merasa malu". Ungkapkan permintaan maaf secara jujur, baik dengan diri sendiri ataupun orang lain. Ketepatan waktu juga penting dalam hal ini. Minta maaflah segera setelah Anda menyadari bahwa telah menyakiti orang lain.
Berani akui kesalahan
Dengan mengakui kesalahan Anda, hal tersebut mencerminkan Anda berani bertanggung jawab atas perbuatan yang telah dilakukan. Berikan rasa empati dengan menunjukkan bahwa Anda dapat memahami rasa sakit yang dideritanya akibat perbuatan Anda.
Jujur dan terbuka
Setelah mengungkapkan rasa bersalah dan mengakui kesalahan, serta memberi maaf, keinginan untuk membangun kembali hubungan yang mungkin telah rusak dapat menjadi langkah selanjutnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, bersikap jujur dan terbuka adalah cara terbaik. Berikan alasan sesungguhnya atas tindakan Anda apapun yang menyakitinya, bahkan jika kenyataannya menyakitkan kedua belah pihak.
MINDTOOLS | PSYCHOLOGYTODAY