TEMPO.CO, Jakarta - Penulis Joanne Kathleen Rowling, J.K. Rowling meminta anak dan mahasiswa waspada saat hendak menjadi relawan di panti asuhan. "Dikhawatirkan ada beberapa relawan di panti asuhan yang 'mendukung' sistem yang merugikan anak-anak," kata J.K. Rowling seperti dilansir Telegraph.UK pada 16 Juni 2018.
Menurut J.K. Rowling, daripada menjadi relawan dan pergi ke panti asuhan di negeri asing, para anak dan mahasiswa yang berniat berderma ini lebih baik mengajar dan membantu sekolah di kawasan dan komunitas mereka saja. "Anak muda dari Barat yang dengan niat terbaik sering ingin melakukankegiatan relawan di panti asuhan pada sela waktu pendidikan mereka," kata J.K. Rowling.
Baca Juga:
Baca: J.K. Rowling Dukung Johnny Deep Main di Sekuel Fantastic Beats
J.K. Rowling pun menyayangkan bahwa membantu panti asuhan sering tidak disadari para relawan ini bahwa mereka menguntungkan model bisnis yang sistemnya hancur selama 80 tahun terakhir. "Relawan ini justru menjadi magnet untuk pendanaan atau sumbangan pribadi untuk sistem bobrok yang menyakiti anak-anak selama 80 tahun dalam sejarah penelitian," kata JK Rowling.
Penulis novel serial Harry Potter, J.K. Rowling juga menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di Inggris dalam daftar Vogue 25 tahun ini. REUTERS/Neil Hall
Baca Juga:
J.K. Rowling mendirikan Badan Amal Lumos. Sejak didirikan 10 tahun lalu, lembaga amal ini mengkampanyekan bahwa ada 8 juta anak di dunia yang tinggal di panti asuhan. Sayangnya anak-anak yang tinggal di panti asuhan ini dinilai tidak bahagia.
Baca: Penggemar Harry Potter Bisa Jelajah Hogwarts Secara Digital
CEO Lumos, Georgette Mulheir mengatakan sering kali relawan yang berusia 18 tahun tanpa sadar mendaftar, menjadi relawan di panti asuhan yang eksploitatif. “ (Di panti asuhan) Ada anak-anak yang disiksa dan diabaikan, tetapi anak-anak memberi tahu kami bahwa mereka harus tersenyum dan bernyanyi dan memberi tahu relawan yang mereka cintai, jika tidak mereka akan dipukuli atau dikurung atau mereka tidak akan mendapatkan makanan ," kata Georgette.
J.K. Rowling memang sangat fokus dalam kegiatan amal. Ia tergeser dari daftar status orang terkaya di dunia versi Forbes bukan karena J.K. Rowling jatuh miskin. Tetapi, penulis novel Harry Potter ini menghabiskan sebagian besar hartanya untuk berderma. Menurut JK Rowling, Anda memiliki tanggung jawab moral ketika diberikan kekayaan yang jauh lebih banyak daripada yang Anda butuhkan, yaitu melakukan hal-hal bijak dengan itu (kekayaan) dan memberikannya dengan cerdas.
Tidak hanya J.K. Rowling, beberapa filantropis terkenal di dunia juga memiliki rasa kesadaran serta peka yang lebih terhadap sesama. Berikut ini beberapa daftar orang terkaya di dunia yang tergeser statusnya sebagai orang terkaya di dunia dikarenakan beramal.
Bill Gates
Bill Gates menyandang sebagai orang kaya termuda di dunia saat berusia 31 tahun pada tahun 1987. Momen ini terjadi tak lama setelah Microsoft menjadi perusahaan publik. Namun, ada alasan sederhana terkait posisinya yang saat ini telah tergeser sebagai orang terkaya di dunia. Tahun 2000, pada tahun yang sama ia mengundurkan diri sebagai CEO Microsoft, Gates mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation bersama istrinya dengan misi meningkatkan kualitas hidup orang-orang di seluruh dunia. Pasangan itu memberikan US$ 2,9 miliar atau Rp 568 Triliun dalam bentuk tunai dan 700 juta saham Microsoft untuk tujuan amal.
Baca: Jangan Pelihara Burung Hantu, Simak Alasan JK Rowling
Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg lebih banyak menghabiskan uangnya untuk disalurkan kepada badan amal, meskipun menyandang status sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Dilansir dari Independent UK, Zuckerberg dan istrinya, Prisillia Chan, telah memberikan lebih dari satu miliar pound sterling atau Rp 18 Triliun dan juga US$ 25 juta atau sekitar Rp 350 Miliar untuk membantu permasalahan penyakit Ebola. Pasangan ini juga memiliki badan amal yang diberi nama Chan Zuckerberg Initiative.
Charles Francis Feeny
Pendiri salah satu ritel belanja bebas bea cukai Chuck, Charles Francis Feeny, merupakan salah satu penyandang orang terkaya di dunia. Namun, Feeny memiliki prinsip untuk memberikan sebagian besar kekayaannya kepada organisasi amal. Feeney memberikan sumbangan seumur hidupnya sebanyak 420 kali dari kekayaan bersihnya saat ini sebesar US$ 6,3 miliar atau Rp 88 Triliun. Feeny juga mendirikan yayasan The Atlantic Philanthropies yang mendanai dan mendukung pendidikan, ilmu pengetahuan, perawatan kesehatan, dan hak-hak sipil di beberapa negara.
Baca: J.K. Rowling Punya Rahasia di Gaun Pestanya, Apa Itu?
George Soros
Pendiri Soros Fund Management, George Soros, telah merintis Open Society Foundations, yang fokus sumbangan utamanya untuk isu-isu internasional, pengembangan masyarakat, layanan sosial, kesehatan juga pendidikan. Hasil sumbangan dari yayasan Soros ini paling dikenal untuk memberikan beasiswa kepada warga kulit hitam Afrika Selatan. Menjadi salah satu orang terkaya di dunia tidak membuatnya lepas dari rasa peduli terhadap sesama. Soros menyumbangkan hartanya mencapai US$ 12 miliar alias Rp 168 Triliun untuk kegiatan amal.
TELEGRAPH UK | INDEPENDENT UK | CNBC | INC | BLLNR | ANASTASIA PRAMUDITA DAVIES | MT