TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar masyarakat Indonesia telah melaksanakan hak memilihnya dalam Pilkada 2018. Momen ini tentu menjadi momen yang telah ditunggu-tunggu oleh para pasangan calon (paslon) dan pendukungnya. Tetapi, tingginya harapan atau mungkin tekanan yang ada bisa memicu stres bagi paslon itu sendiri.
Spesialis kedokteran jiwa, Andri, mengingatkan hal terpenting yang harus diingat saat menyalonkan diri menjadi pemimpin bangsa. “Tentunya kita harus meningkatkan rasa ikhlas dalam diri,” katanya kepada TEMPO.CO saat dihubungi pda 27 Juni 2018.
Baca: Masuk Ancol Gratis pada Libur Pilkada 2018, Pengunjung Menyemut
Tidak ada persoalan yang berarti, apabila paslon menang ataupun kalah. Karena, menurut Andri, apapun yang dilakukan sekarang merupakan cerminan pada apa yang ingin dilakukan terhadap bangsa. “Semua adalah proses yang harus dijalani,” ucap dokter yang berpraktik di Omni Hospital Alam Sutera ini.
Untuk itu, lanjut Andri, ada dua hal utama yang dapat mencegah atau mengatasi rasa stres, dalam hal ini paslon Pilkada 2018. “Yang pertama adalah menerima kenyataan sebagaimana adanya,” ungkap Andri.
Baca Juga:
Karena, apabila Anda tidak bisa terima kekalahan yang ada, akan tercipta rasa sakit hati yang terus menerus di masa yang akan datang. Dan pada akhirnya, Anda tidak akan pernah bisa menerima kemenangan ataupun kekalahan itu sendiri.
Baca: Pilkada 2018, Demokrat Targetkan Menang Pilgub 50 Persen
“Seringkali orang-orang merasa tidak adil (atas kekalahannya). Inilah yang justru membuat hati dan pikiran terus-terusan negatif,” ucap Andri. Dan energi negatif yang bertumpul terus menerus itulah yang meningkatkan rasa stres Anda.
Jadi, Andri melanjutkan, bila dapat menerima apapun keputusan yang ada dengan baik, akan mampu mempengaruhi kesehatan diri. “Dan ini akan berdampak bagi pendukungnya juga.”
Selanjutnya, hal terpenting berikutnya agar terhindar dari stres adalah dukungan dari keluarga. “Pengaruh pasangan suami atau istri paslon juga penting,” kata Andri.
Baca: Quick Count Survei Indikator, Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Unggul
Terlebih, kemampuan untuk saling mendukung satu sama lain juga berperan besar. Jika paslon kalah, peran lingkungan terdekat (keluarga) sangat berpengaruh untuk meningkatkan rad ikhlas.
Intinya, menurut Andri, untuk mencegah atau mengatasi rasa stres pada Pikada 2018 bagi paslon adalah merasa yakinlah bahwa memimpin bangsa dan rakyat adalah tugas yang berat. Bukan untuk kepentingan pribadi apalagi kepentingan kelompok. “Jadi kalau menang atau kalah, itu merupakan proses. Dan tidak akan menjadi suatu beban yang berlebih pada akhirnya.”