TEMPO.CO, Jakarta - Sampah plastik telah menjadi isu yang semakin menjadi perhatian masyarakat dunia, terlebih pemerhati lingkungan. Sekitar sepertiga biota laut termasuk terumbu karang, mati karena sampah plastik yang berakhir di lautan setiap tahun. Hal ini tentu mengkhawatirkan, apalagi terumbu karang berperan besar dalam kehidupan biota laut. Bahkan, dalam melindungi pantai dari perusakan akibat fenomena laut. Plastik itu sendiri memiliki beberapa macam bentuk, salah satunya adalah sedotan plastik sekali pakai. Beberapa sumber mengungkapkan bahwa sedotan plastik masih menduduki peringkat ke-5 sebagai penyumbang sampah plastik di dunia.
#Nostrawmovement menjadi salah satu gerakan yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik. General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia, Hendra Yuniarto, menjelaskan mengapa sedotan menjadi fokus pergerakan tersebut. “Karena, sedotan salah satu barang bekas plastik yang tidak menjadi perhatian orang. Jarang dipedulikan,” katanya saat ditemui TEMPO.CO pada 29 Juni 2018.
Baca: Minum Pakai Sedotan, Awas Dampaknya Bibir Keriput
Menurutnya, sampah plastik selain sedotan umumnya dapat diolah kembali oleh penadah. ”Sedotan menjadi satu-satunya sampah plastik yang tidak mau ditampung pemulung.”
Gerai makanan cepat saji, KFC, mencanangkan #Nostrawmovement pada seluruh gerainya di Indonesia. Penerapan ini dilakukan secara resmi sejak 8 Mei 2018 lalu. “Nostrawmovement bukan berarti kami menghilangkan pengadaan sedotan sama sekali, tetapi kami batasi pemakaiannya,” ungkap Hendra.
Umumnya, konsumen dapat mengambil sendiri sedotan pada dispenser yang disediakan. Namun, sekarang konsumen hanya bisa mendapatkan sedotan dengan meminta langsung pada petugas.
Hasil survei yang dilakukan pihak KFC selama enam bulan penerapan gerakan tersebut, memperlihatkan bahwa produksi sampah sedotan plastik mengalami penurunan nyaris setengahnya. Selama menjalankan gerakan #Nostrawmovement, sampah sedotan plastik di seluruh gerai KFC wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mengalami penurunan. Penurunan di Jabodetabek itu mencapai 45 persen dari rata-rata 5 juta buah sampah sedotan plastik perbulan.
Baca: Kisah Inspiratif Pengungsi Somalia Pengumpul Sampah Plastik
“Hal ini membuktikan apa? Bahwa ternyata, konsumen tidak terlalu membutuhkan sedotan,” kata Hendra. Hendra menduga para konsumen menggunakan sedotan karena barang tersebut telah disediakan sebelumnya.
Menurut Hendra, gerakan #Nostrawmovement tidak berdampak pada kerugian bagi pihak KFC. “Sedotan itu seharga 10 perak. Terlebih, ini untuk kepentingan lingkungan. Jadi, tidak ada kerugian yang berarti,” katanya.