TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi Tik Tok menjadi perbincangan warganet setelah beredarnya video seorang remaja berumur 13 tahun yang bernama Bowo Alpenliebe atau Bowo. Bowo 'Artis' Tik Tok banjir hujatan akhir-akhir ini. Pemilik nama asli Prabowo Mondardo, ini dinilai netizen sebagai contoh yang buruk untuk anak-anak. Tidak jarang para netizen melontarkan kata-kata kasar dan tidak pantas kepada Bowo.
Sebelumnya, Kementerian Informasi dan Komunikasi memblokir aplikasi Tik Tok didasarkan pada laporan masyarakat yang mencapai ribuan terhadap konten di dalamnya. Ribuan laporan itu menyatakan bahwa Tik Tok disebut mengandung banyak konten negatif yang tidak pantas ditayangkan, terutama untuk anak-anak.
Baca: Pemblokiran Aplikasi Tik Tok dan Popularitas Bowo Alpenliebe
Beberapa tokoh masyarakat pun berkomentar tentang aksi bullying terhadap Bowo. Salah satunya adalah penyanyi Kunto Aji. Melalui akun twitternya, Kunto Aji meminta netizen untuk berhenti melontarkan hate speech kepada Bowo. "On a serious note, Stop bully Bowo secara fisik atau dengan kata-kata kasar lain. Bercanda boleh, jahat jangan," tulis Kunto melalui akun @kuntoajiw
Komika Rizky Firdaus Wijaksana alias Uus juga ikut menanggapi aksi bullying iyu. Dalam cuitannya melalui akun @uusbiasaaja, Uus mengungkapkan rasa sedihnya akan jahatnya kata-kata netizen yang diberikan kepada Bowo. "Sebelum kebencian segede sekarang, sebelum dia kunci akun, gua aja sampe ga tega liat kolom komennya. Brutality maksimal. Pure hatred. Murni jahat. Komentar semakin jahat karena orang yang komen berusaha komentarnya banyak likes," kata Uus.
Aksi intimidasi atau bullying yang terjadi ini tentunya akan menimbulkan dampak yang buruk terutama terhadap psikologis. Seorang Psikolog EduPsycho Research Institute, Yasinta Indrianti, menjelaskan bahaya bullying ini sendiri tak hanya berdampak pada korban tapi juga kepada pelaku. Pelaku bullying akan dihantui rasa bersalah karena mengintimidasi fisik atau mental korban. Begitu juga dengan korban bullying, ketika dia sadar ada sesuatu di dirinya yang salah sehingga orang-orang memperlakukannya dengan tidak baik akan membuat dia menyalahkan dirinya sendiri.
Baca: Situs Tik Tok Diblokir Setelah Kontroversi Video Bowo Alpenliebe
Permasalahannya terletak pada jika ia tidak dapat mengatasi rasa bersalah tersebut. Rasa bersalah ini dapat terbawa hingga dewasa dan menghantuinya sehingga dapat menyebabkan ia mengalami depresi, kurang percaya diri, ataupun menjadi penyendiri dan rendah diri di masa depan.
Yasinta menuturkan mengatasi bullying sebenarnya tidak bisa hanya berfokus pada korban. Perlu ada upaya untuk mengedukasi masyarakat di semua aspek, elemen, untuk bersama-sama mengatasi masalah sosial ini. "Masalah bullying dapat diatasi dengan adanya desain kegiatan yang membuat anak lebih produktif pada hal-hal yang positif dan kerja sama di antara semua pihak, baik orang tua, guru, staf sekolah, maupun masyarakat di lingkungannya," katanya.
ALISHA ULFAH FIRDIANI | TWITTER | DWI NUR SANTI