TEMPO.CO, Jakarta - Seperti disebutkan pada artikel sebelumnya, suhu di Arab Saudi pada musim haji tahun ini diperkirakan mencapai 53 derajat celcius. Terbilang sangat tinggi dibandingkan temperatur normal suhu tubuh manusia yaitu 37 derajat celcius.
Baca juga:
Agar Tubuh Jemaah Haji Tetap Fit, Lakukan Ini Saat Penerbangan
Masuk Angin, Minum Teh Hangat atau Kerokan?
Kerokan karena Masuk Angin? Boleh, Tapi Cek Dulu yang Satu Ini
Panasnya suhu di Arab Saudi berisiko memunculkan penyakit heat stroke atau stroke karena kepanasan. Istilah tersebut memang masih asing di telinga sebagian besar masyarakat Indonesia.
Untuk menghindari paparan sinar matahari langsung, menurut praktisi kesehatan sekaligus spesialis penyakit dalam, Ari Fahrial, para jamaah sebaiknya memakai masker dan payung ketika berada di luar ruangan. Selain itu, perlu mengatur waktu. Usahakan berada di ruangan terbuka saat subuh atau di malam hari, jangan saat matahari sedang terik.
“Atur waktu proses mobilisasi dari masjid, baik Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram ke hotel saat suhu tidak tinggi. Hindari bepergian saat siang. Atau ketika berada di Arafah atau Mina, jangan lupa untuk kenakan sorban atau kain lainnya. Dan istirahat yang cukup.”
Ketika sudah menunjukan tanda-tanda gangguan yang berhubungan dengan panas, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tempat yang lebih dingin atau teduh serta hindari paparan langsung sinar matahari.
Lepaskan juga seluruh atribut-atribut pakaian yang tidak diperlukan sehingga dapat mengurangi panas yang ada di dalam tubuh. Jangan lupa minum air putih yang banyak tetapi hindari air yang terlalu dingin. Jangan pula minum obat-obatan penghilang nyeri.
Segera hubungi tim medis yang telah disiapkan oleh pemerintah. Menurut, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian kesehatan Eka Jusup Sinka akan ada 300 personel tenaga medis yang disiapkan untuk mendampingi sekitar 221.000 jamaah haji dari Indonesia yang siap diberangkatkan.
Selain itu, akan disiapkan pula 7 ton obat-obatan dari berbagai macam jenis penyakit untuk mengantisipasi jika jamaah haji mengalami gangguan kesehatan. Sementara itu, untuk melindungi para jamaah dari sengatan matahari dan suhu yang sangat panas, pemerintah akan membekali para jamaah haji dengan berbagai perlengkapan mulai dari kacamata ultraviolet, paying, topi, botol minum, masker, dan semprotan muka.
“Kacamata hitam supaya pelindung diri dari debu dan cuaca panas, masker untuk alat melindungi diri. Disiapkan juga 20.400 sandal yang akan dibagikan karena jamaah haji biasanya suka kehilangan sandal di masjid karena mungkin lupa. Jangan sampai jalan dengan kaki telanjang karena akan membuat kaki melepuh,” ujarnya.