TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes merupakan penyakit tidak menular, tapi akan sangat fatal jika diabaikan. Federasi Diabetes Internasional (IDF) Atlas 2017 edisi kedelapan mengungkapkan jumlah penderita diabetes di Indonesia sudah mencapai 10,3 juta orang. Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat hingga 16,7 juta pada 2045.
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang menyita perhatian banyak orang, termasuk pemerintah. "Penting sekali melakukan pengendalian faktor risiko diabetes melalui upaya promotif dan preventif," kata Kepala Seksi Gangguan Metabolik Direktorat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Sylviana Andinisari pada akhir Mei lalu.
Kadar gula darah (glukosa) yang normal merupakan bahan bakar yang sangat berarti untuk sel-sel di dalam tubuh. Gula darah juga akan menjadi racun jika kadarnya menjadi tinggi. Kadar gula yang tinggi secara perlahan akan mengikis sel-sel di pankreas. Pengikisan yang terus-menerus akan menghasilkan insulin tinggi. Seiring waktu, pankreas akan rusak secara permanen.
Baca: Agar Kadar Gula Darah Tetap Stabil Selama Puasa
Kadar gula darah yang tinggi juga dapat menyebabkan perubahan yang mengarah pada pengerasan pembuluh darah atau sering disebut aterosklerosis. Pembuluh darah yang rusak akan menyebabkan penyakit komplikasi, seperti gagal ginjal, stroke, serangan jantung, kebutaan, sistem kekebalan tubuh yang melemah. Pembuluh darah yang rusak juga akan mengakibatkan disfungsi ereksi serta kerusakan saraf atau neuropati, yang menyebabkan kesemutan pada kaki dan tangan. Rusaknya pembuluh darah juga membuat sirkulasi darah yang buruk ke kaki, penyembuhan luka yang lambat yang terkadang berpotensi amputasi.
Penting sekali menjaga kadar gula darah Anda mendekati normal untuk menghindari banyak komplikasi itu. Ketika menderita diabetes, kadar gula darah Anda mungkin selalu tinggi. Seiring waktu, tingkat gula darah yang tinggi ini tentu akan menyebabkan penyakit-penyakit lain dan merusak tubuh Anda jika diabaikan.
Tingkat gula darah yang normal untuk tubuh bagi orang yang bukan penderita diabetes berkisar 60-90 miligram/dL dan sekitar 70-80 miligram/dL sebelum makan. Khusus untuk penderita diabetes, kadar gula darah yang harus dikontrol adalah 70-130 mg/dL sebelum makan atau puasa delapan jam dan kurang dari 180 mg/dL setelah makan. Kadar gula cenderung paling rendah sebelum makan pada siang hari.
Tingkatan kadar gula darah rendah tentu bervariasi. Beberapa orang mungkin akan berada di tingkat lebih rendah. Namun, untuk kebanyakan orang, kadar glukosa tidak akan pernah turun di bawah 60 mg/dL, bahkan dengan puasa yang berkepanjangan. Ketika Anda diet atau berpuasa, hati akan bekerja menjaga kadar normal glukosa dengan mengubah lemak dan otot menjadi gula.
Dokter akan melakukan beberapa tes berikut ini untuk mengetahui apakah Anda menderita diabetes.
Tes glukosa plasma puasa
Dokter akan menguji kadar gula darah Anda setelah berpuasa selama delapan jam dan akan berada pada level lebih tinggi dari 126 mg/dL.
Tes glukosa oral
Setelah berpuasa selama delapan jam, Anda akan mendapat minuman manis khusus. Dua jam kemudian kadar gula darah Anda akan lebih tinggi dari 200 mg/dL.
Cek acak
Dokter akan menguji gula darah Anda yang berada pada level lebih tinggi dari 200 mg/dL. Kemungkinan Anda lebih banyak kencing, selalu merasa haus, dan berat badan naik atau turun dalam jumlah yang signifikan. Kemudian dokter akan melakukan tes kadar gula puasa atau tes glukosa oral untuk memastikan diagnosis. Tingkat yang lebih tinggi dari normal tapi tidak mencapai titik diabetes penuh disebut prediabetes.
Baca: Dokter: Penderita Diabetes Mesti Rutin Cek Gula Darah Sendiri
Menurut American Diabetes Association, 86 juta orang di Amerika Serikat akan mengalami kondisi ini, yang nanti dapat menyebabkan diabetes jika mereka tidak menerapkan gaya hidup sehat yang direkomendasikan dokter. Hal ini juga meningkatkan risiko penyakit jantung meskipun tidak sebanyak diabetes. Cara untuk mencegah diabetes menjadi prediabetes dapat dilakukan dengan diet dan olahraga.
BISNIS.COM | WEBMD | ALISHA ULFAH FIRDIANI