TEMPO.CO, Jakarta - Anemia menjadi salah satu penyakit yang kerap menyerang anak-anak. Anemia adalah penyakit dimana seorang anak kekurangan sel darah merah. Ini membuat penyebaran oksigen ke seluruh tubuh terhambat.
Baca juga:
Waspada Istilah Flu pada Anak, Cek Keterangan Ahli
5 Tips Anak Bijak Main Media Sosial, Orang Tua Perlu Buat Aturan
Awas Infeksi Saluran Kemih, Intip Jadwal Ganti Popok Bayi
Berdasarkan laporan Anemia Convention 2017, ada 85 persen populasi di Asia Tenggara dan Afrika yang menderita anemia. Kaum perempuan serta anak-anak menjadi penderita terbanyak. Untuk itu, langkah pencegahan harus dilakukan.
Bagi anak-anak, pencegahan bisa dimulai lewat pengaturan pola makan sejak dini. Nutrisi menjadi faktor penting agar anak tidak terkena anemia.
"Faktor terbanyak adalah nutrisi. Kita harus memperhatikan kandungan zat besi," kata Dr. Murti Andriastuti Sp.A(K) dalam Merck Pediatric Forum 2018 di Hotel Sheraton, Gandaria, Jakarta Selatan pada Minggu 22 Juli 2018.
Kandungan zat besi bisa diperoleh dari lauk pauk. Contohnya adalah daging merah dan sayuran. Anak sebaiknya mengkonsumsi makanan tersebut sejak berusia 6 bulan.
"Kandungan lauk pauk lebih tinggi dari karbohidrat. Daging merah ada zat besinya terus sayur juga ada sedikit. Lauk pauknya hampir seperempat dari makanan," tambah Prof. Dr. dr. Soedjatmiko Sp.A(K), M.Si dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, anak-anak juga perlu mengkonsumsi karbohidrat. Hanya kandungannya disarankan untuk tidak terlalu banyak. "Untuk bayi dan balita, makanan pokok lebih sedikit kandungannya," pungkas Prof. Dr. dr. Soedjatmiko Sp.A(K), M.Si dalam kesempatan yang sama.