Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Demam Berdarah Bisa Fatal Akibatnya? Ini Jawaban Dokter

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi - Nyamuk Aedes Aegypti. Kendalikan DBD, UGM lepas nyamuk Aedes Aegypti yang disuntik bakteri. SHUTTERSTOCK KOMUNIKA ONLINE
Ilustrasi - Nyamuk Aedes Aegypti. Kendalikan DBD, UGM lepas nyamuk Aedes Aegypti yang disuntik bakteri. SHUTTERSTOCK KOMUNIKA ONLINE
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Subdit Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Suwito, M.Kes, menyebut salah satu penyebab tingginya angka kematian pasien Demam Berdarah Dengue atau DBD yakni diagnosis yang terlambat.

Baca juga: 3 Tanaman Pengusir Nyamuk, Tak Cuma Lavender

“Diagnosis awal harus cepat. Karakter demam pada DBD sekarang meninggi lalu satu-dua hari kemudian menurun drastis. Anggota keluarga mengira demam sudah reda ternyata pasien memasuki fase kritis,” beri tahu Suwito di Jakarta Selatan, pekan lalu.

Seharusnya memasuki hari kedua, pasien dilarikan ke rumah sakit agar dokter segera menegakkan diagnosis dan memberi perawatan yang tepat. Selain itu, anggota keluarga khususnya ibu mesti memahami demam pertanda DBD memiliki karakter spesifik.

“Anda patut curiga saat si kecil mendadak demam tanpa disertai batuk dan pilek,” imbuh Suwito seraya menambahkan, DBD selama ini identik dengan musim hujan. 

“Kasus DBD tetap ada meski tidak sebanyak tahun lalu. Diduga, karena musim kemarau tahun ini lebih panjang. Panjangnya musim kemarau tahun ini jangan sampai membuat kita terlena,” ia mengingatkan.
Ilustrasi - Stop Demam Berdarah. Doc KOMUNIKA ONLINE

Suwito kemudian membuka fakta menarik yakni ada empat provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus DBD tertinggi yakni Bali, Aceh, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Di Bali, menurut Suwito, mobilitas wisatawan sangat tinggi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ada wisatawan dari provinsi atau negara lain datang ke Bali dalam kondisi demam, lalu digigit nyamuk aedes aegypti. Nyamuk itu menyebarkan virus ke orang lain. Itu sangat mungkin terjadi. Faktor pemicu di setiap daerah berbeda-beda,” Suwito mengulas. Meski kasus DBD kembali meninggi, Suwito berharap keluarga Indonesia tidak panik. Saat ada tetangga atau anggota keluarga positif terjangkit DBD, jangan langsung minta dilakukan pengasapan. 

 “Harus ada riset dulu untuk mengetahui apakah sumber DBD dan penularan benar terjadi di daerah Anda atau tidak. Dikatakan positif jika ada pasien lain terjangkit DBD dan ditemukan jentik nyamuk di daerah Anda, maka perlu dilakukan fogging,” sambung dia.

Kuncinya, 3M. Pertama, menguras tempat penampungan air secara rutin.Kedua, menutup tempat penampungan air. Ketiga, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi terisi air dan masih memiliki nilai ekonomis.

Baca juga: Anak Rentan Kena DBD, Ini Penanganan Sebelum ke Rumah Sakit

Mengubur barang sudah tidak relevan lagi. Saat barang yang terbuat dari plastik dikubur, ia akan mencemari tanah mengingat plastik sangat susah diurai oleh mikrob. Yang tidak kalah penting, jangan membuat sarang nyamuk di rumah Anda sendiri. Sarang nyamuk yang dimaksud, kebiasaan menggantung baju di balik pintu kamar selama berhari-hari. “Apalagi, jaket atau baju yang Anda gantung berwarna gelap, itu sangat disukai nyamuk,” serunya.

Cara lainnya, tanam tumbuhan berbau yang tidak disukai nyamuk. “Ingat, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue meningkat jika populasi vektor meningkat. Populasi vektor meningkat apabila ada banyak tempat untuk berkembang biak. Selain itu tanamlah tumbuhan pengusir nyamuk seperti lavender, sereh, dan zodia,” Suwito menyarankan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

6 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

6 hari lalu

Buah naga (Pixabay.com)
Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

6 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

8 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

17 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.


Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

17 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

19 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

21 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

22 hari lalu

Penting untuk menjaga kesehatan selama musim hujan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Ini tips menjaga kesehatan di musim hujan. Foto: Canva
Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

22 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?