TEMPO.CO, Jakarta - Makeup memang sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi perempuan. Namun, tidak sedikit dari mereka yang kurang memperhatikan label klaim di kemasan makeup untuk melihat nilai produk yang dipilih sesuai kebutuhannya.
Baca juga:
Teknologi ChromaLoad Hasilkan Warna Lipstik yang Intens
Ingin Nonton Asian Games 2018, Pakai Makeup yang Tahan Air
Seiring berkembangnya inovasi produk kecantikan, klaim produk makeup pun cenderung berkembang pesat, termasuk dermatology claim juga diprediksi akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan industrinya.
Untuk melakukan klaim produk ini, produsen membutuhkan rekanan yang akan membantu melakukan beberapa pengujian atas produknya yaitu perusahaan Clinical Research Organization (CRO). Namun, di Indonesia sendiri, CRO yang bergerak di bidang dermatologi saat ini belum banyak.
Pengujian tersebut meliputi uji keamanan berupa patch test dan hypoallergenic test, uji khasiat atau efikasi yang terdiri dari skin brightening-lightening test, skin elasticity test, skin texture-wrinkle test, skin moisture-hydrating test, skin sebum-oily test.
Selain itu tersedia layanan untuk acnegenic and comedogenic test serta hair fall/hair loss test dan anti dandruff.
Baca juga: 3 Item Makeup yang Tidak Boleh Digunakan Setiap Hari
Sementara itu, Dra. Rr. Maya Gustina Andarini, Apt., M.S. menambahkan, produk kosmetik dan klaimnya sebaiknya sesuai dengan regulasi produk kosmetika.
Yaitu dengan mencantumkan klaim yang tepat dan sesuai, tidak membingungkan konsumen, melakukan penilaian mandiri terhadap klaim kosmetika yang dicantumkan dalam produk dan dapat dibuktikan kebenarannya, serta tentunya mengikuti Pedoman Klaim Kosmetika BPOM RI.