TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan darah sangat berpengaruh pada kesehatan seseorang. Penting sekali Anda menjaga tekanan darah Anda normal, artinya tidak terlalu rendah, juga tidak terlalu tinggi. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Bambang Widyantoro, yang juga Ketua Panitia May Measurement Month, mengatakan, dari hasil pengukuran di tahun 2017, ditemukan 1 dari 3 orang dewasa dengan rata-rata usia 41 tahun mengalami peningkatan tekanan darah dan 1 dari 6 orang sudah mengkonsumsi obat penurun tekanan darah.
Baca: Obat Hipertensi Bisa Lindungi Ginjal? Tilik Keterangan Ahli
Secara kewaspadaan, 1 dari 10 orang baru pertama kali mengetahui tekanan darahnya di atas normal. Hal penting yang harus menjadi perhatian adalah 7, 7 persen dari penderita hipertensi sudah pernah mengalami stroke, 15,7 persen juga menderita penyakit jantung koroner, dengan lebih dari 19 persen masih merokok aktif dan 16, 2 persen dari penderita hipertensi juga menderita diabetes.
Survei ini juga menunjukkan bahwa hipertensi terbukti meningkatkan risiko stroke 11 kali lebih tinggi dan risiko serangan jantung koroner 8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tekanan darahnya normal. “Oleh karena itu, semua orang dewasa diharapkan melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, terutama penderita hipertensi, agar dapat memantau target pengendalian tekanan darahnya dengan melakukan pengukuran di rumah dan selalu berkonsultasi dengan dokter yang merawat agar dapat menurunkan risiko komplikasi akibat hipertensi,” ujar Bambang.
Menurut Bambang, melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala di rumah sangat penting untuk memahami teknik pengukuran yang benar. Yang dianjurkan adalah pengukuran pagi hari saat bangun tidur dan malam hari sebelum tidur, dengan 2-3 kali pengukuran selang 1 menit pada masing-masing waktu. "Sebaiknya dilakukan dalam posisi duduk bersandar, posisi lengan atas sejajar dada, dengan pemasangan kain lengan (cuff) yang tepat di lengan atas,” katanya.
Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Tunggul D. Situmorang mengatakan hipertensi dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh yang mempunyai pembuluh darah, antara lain jantung, ginjal, dan otak. Karena hipertensi adalah silent killer, diperlukan upaya bersama secara berkelanjutan untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hipertensi.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit hipertensi, Perhimpunan Hipertensi Indonesia atau Indonesian Society of Hypertension bekerja sama dengan PT Omron Healthcare Indonesia menggelar Bulan Tekanan Darah atau May Measurement Month dan gerakan mengukur tekanan darah secara rutin di rumah.
"InaSH bersama mitra kami, PT Omron Healthcare Indonesia, berpartisipasi dalam program mengukur tekanan darah jutaan orang di dunia, termasuk di Indonesia, melalui May Measurement Month, yang merupakan inisiatif International Society of Hypertension. Selain itu, kami gencar mengomunikasikan pentingnya pengukuran tekanan darah secara rutin di rumah," ujarnya.
Baca: Benarkah Obat Hipertensi Merusak Ginjal? Ini Kata Pakar
Pada 2017, May Measurement Month diikuti lebih dari 70 ribu orang di 34 provinsi di Indonesia. Adapun pada 2018, lebih dari 120 ribu orang di 27 provinsi telah menjalani pengukuran tekanan darah.