TEMPO.CO, Jakarta - Mengejek kekurangan fisik orang lain tanpa sadar sering dilakukan, dan membuat individu yang mengalaminya merasa tertekan. Tak hanya dilakukan sesama teman, beberapa orang tua juga menjelekkan anaknya karena masalah fisik.
Baca: Waspadai Kekurangan Hormon Pertumbuhan Anak, Lakukan Deteksi Dini
Baca Juga:
Ternyata body shaming yang dilakukan orang tua sendiri justru berdampak paling dahsyat. Hal ini dituturkan psikolog Roslina Verauli saat menghadiri peluncuran buku yang ditulis istri Ernest Prakasa, Meira Anastasia, berjudul Imperfect a Journey to Self Acceptance. "Orang tua adalah figur paling dekat individu. Hanya dengan figur paling dekatlah kita mampu berbicara di level paling dalam, di level emosional. Itu sebab kita berbicara hal terburuk justru pada orang terdekat, bukan pada ke temen yang baru dikenal," ujar Roslina di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
"Jadi karena kita merasa paling dekat dengan individu tertentu, orang tua juga merasa dekat dengan anak, pernyataan paling menyakitkan, ya, paling bisa dilakukan oleh orang dekat. Itu sebab dampaknya juga paling dahsyat. Kenapa? Karena sebagai orang dekat kita berharap obrolannya harusnya enggak seperti itu. Seharusnya dia paham saya," ucapnya.
Lantas, apa yang harus dilakukan anak saat mengalami hal tersebut? Roslina Verauli menyarankan untuk lebih dulu memahami maksud pernyataan orang tua dan tidak terburu-buru memasukkan unsur emosional dalam hal tersebut.
"Ketika orang bikin pernyataan, pahami dulu maksudnya ini apa, ya. Jangan buru-buru memasukkannya unsur emosional ke dalam, tapi pahami apa maksudnya obrolan tadi. Ini maksudnya basa-basi, ini maksudnya sungguh-sungguh, benaran atau ini maksudnya ditujukan ke dirinya sendiri, bukan buat kita, banyak kemungkinan," tutur psikolog yang kerap disapa Vera ini.
Baca: Psikolog : Bukan Perceraian yang Bikin Anak Sedih, tapi
"Ketika paham bahwa maksudnya apa, Anda menggunakan area rasional dalam diri Anda. Ketika Anda pakai rasional, area emosional menciut. Jadi langkah pertama pikirkan dulu apa maksudnya. Bila perlu, tanyakan pada orang tua Anda, ‘Maksudnya apa, sih, Ma?' Tanyakan. Ketika Anda paham, Anda jadi mengerti bahwa maksud pernyataan itu untuk Anda-kah? Untuk dia-kah? Atau aspirasi pribadinya untuk figur ideal yang diharapkan yang sebetulnya tidak ada," kata Roslina Verauli.
TABLOID BINTANG