TEMPO.CO, Jakarta - Jemaah haji dengan penyakit jantung diminta berhati-hati. Hal ini berkaitan dengan laporan Kementerian Agama, yang menyebutkan hingga hari ke-25 pelaksanaan ibadah haji, dari 49 kasus jemaah yang meninggal, 61,22 persen di antaranya disebabkan penyakit jantung.
Baca juga: Hindari Serangan Jantung, Jemaah haji Harus Punya 6 Syarat Ini
Sebagai gambaran, pada periode sebelumnya, kasus kematian akibat penyakit jantung selalu tinggi. Pada 2017, dari total jemaah meninggal, 47 persen di antaranya disebabkan penyakit jantung. Adapun pada 2016, 52 persen jemaah meninggal karena penyakit jantung.
Sejumlah jemaah dari berbagai negara mulai memadati Kota Madinah untuk menjalani ibadah haji di Arab Saudi, Kamis, 19 Juli 2018. Jumlah peziarah internasional yang akan menunaikan ibadah haji 2018 menjadi yang terbanyak dalam sejarah. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi pada jemaah haji.
"Sejak satu dekade terakhir ini, penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji adalah penyakit jantung," katanya, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Sabtu, 11 Agustus 2018.
Baca Juga:
Baca juga: Hindari Bibir Pecah, Jemaah Haji Disarankan Sering Pakai Pelembap
Menurut Eka, perlu pendekatan tersendiri pada jemaah dengan penyakit jantung. Pendekatan yang lebih ketat dan komprehensif dengan melibatkan para ketua regu untuk mengingatkan dan memastikan jemaah haji tidak melaksanakan kegiatan yang cukup berat, disiplin istirahat, dan minum obat setiap hari.