Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hipertensi: Waspada Morning Surge, Cek Efek dan Solusinya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi seks dan jantung (pixabay.com)
Ilustrasi seks dan jantung (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Melonjaknya tekanan darah di pagi hari atau disebut sebagai morning surge harus menjadi alarm bagi para penderita hipertensi, terutama yang sudah berusia lanjut. Pasalnya, morning surge menjadi penyebab utama stroke atau serangan jantung mendadak di pagi hari para pasien hipertensi.

Baca juga: Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Penjelasan Dokter

Apalagi jika pada malam atau sore hari tekanan darah normal. Semakin lebar perbedaan tekanan darah pada kedua kondisi tersebut, semakin tinggi pula risiko stroke. Dalam sebuah penelitian 2003, orang yang berada pada risiko tertinggi stroke jika memiliki perbedaan besar antara tekanan darah malam dan pagi hari yang berkisar 55 mmHg.

Dari hasil penelitian, morning surge ternyata lebih banyak dialami oleh orang Asia dibandingkan orang Eropa. Oleh karena itulah, mengukur tekanan darah secara rutin di pagi dan malam hari menjadi sesuatu yang perlu dilakukan penderita hipertensi, terutama yang berusia lanjut.
Fotografer Reuters, Gonzalo Fuentes, memeriksa tekanan darah oleh paramedis di pusat media stadion di Kaliningrad, Rusia, 21 Juni 2018. REUTERS/Fabrizio Bensch
Ini sejalan pula dengan studi Japan Morning Surge yang menganalisis 611 pasien dengan hipertensi di pagi hari. Hasilnya bahwa pasien yang berpotensi morning surge umumnya yang berusia tua.

Dilansir dari NCBI, dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa karakteristik tekanan darah di pagi hari dikaitkan dengan meningkatnya cedera organ. Termasuk dalam faktor risiko ini ialah mereka yang berusia tua, orang yang mengonsumsi alkohol dan atau rokok, waktu tidur yang lebih lama dan bangun terlambat serta cuaca dingin.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Bambang Widyantoro mengatakan tingginya tekanan darah pada pagi hari terjadi karena adanya hormon kortisol yang dikeluarkan tubuh pada pagi dini hari antara pukul 1 hingga 6 pagi.

Baca juga: Hipertensi Ditentukan oleh Tingkat Pengetahuan? Cek Surveinya

Jika hormon kortisol tersebut mendominasi, maka akan meningkatkan tekanan darah pada pagi hari. Hormon ini dikenal secara luas sebagai hormone stress karena diproduksi lebih banyak saat tubuh mengalami stress, baik fisik maupun emosional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tekanan darah yang diukur sendiri di rumah pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas apapun, merupakan yang paling murni. Jika tekanan darahnya ternyata tinggi di pagi hari, pada malam harinya normal, diperkirakan terkena morning surge,” tuturnya.

Ketika mengetahui memiliki risiko morning surge, maka pasien harus segera memeriksakan diri ke dokter. Dengan demikian, pasien akan mendapatkan obat yang ketika diminum pada malam hari masih memiliki efek hingga pagi hari sehingga meminimalkan risiko terkena serangan jantung atau stroke.
Ilustrasi penyakit jantung. Ctntexas.com
Sementara itu, Ketua Indonesian Society of Hypertension (InaSH) Tunggul D Situmorang mengatakan hipertensi dapat merusak organ tubuh yang memiliki pembuluh darah antara lain jantung, ginjal dan otak.

Ketika pasien hipertensi memiliki morning surge atau tekanan darahnya menanjak cepat di pagi hari, maka organ yang memiliki pembuluh darah akan lebih cepat terganggu. Selain itu, risiko terkena penyakit yang lebih berbahaya akan semakin besar.

“Umumnya hampir sebagian besar pasien morning surge terkena serang jantung di pagi hari. Misalnya ada kabar jatuh di kamar mandi padahal itu karena dia strok atau kena serangan jantung mendadak,” ujarnya.

Baca: Obat Hipertensi Bisa Lindungi Ginjal? Tilik Keterangan Ahli

Oleh karena itulah penderita hipertensi harus benar-benar memperhatikan kesehatannya dengan menjaga pola makan, pola hidup dan melakukan pengukuran tekanan darah secara teratur di rumah karena hipertensi merupakan silent killer.

Dengan pengukuran darah teratur tersebut maka pasien akan mendapatkan penanganan yang tepat. “Ini sangat bermanfaat untuk strategi pengobatan yang lebih spesifik bagi pasien atau yang bisa disebut personalized medicine. Ada 10 orang hipertensi setiap orang akan berbeda-beda penanganan untuk obat dan modifikasi hidupnya,” ujar Tunggul.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

14 jam lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.


Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

4 hari lalu

Ilustrasi tumor mata
Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

10 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

12 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

13 hari lalu

Resep gulai kambing ala India yang bisa menjadi alternatif menu idul adha
5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan menghindari 5 menu lebaran berikut ini.


Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

15 hari lalu

Ilustrasi opor ayam. shutterstock.com
Makanan Bersantan Siap Menyerbu Saat Lebaran, Ahli Gizi: Jangan Dipanaskan Berulang

Anda sudah siapkan opor, rendang hingga gulai untuk hidangan Lebaran? Ingat pesan dokter gizi soal makanan bersantan


5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

17 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Dengan memperhatikan asupan makanan sehari-hari, penderita hipertensi dapat mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul akibat kondisi tersebut.


5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

18 hari lalu

Ilustrasi stroke. scrubbing.in
5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

Gejala stroke ringan diklaim bisa hilang dalam 24 jam namun tak boleh dianggap serius. Berikut beberapa gejala dan apa yang perlu dilakukan.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

24 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

25 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.