Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Sembarang Minum Antibiotik, Begini Efeknya Kata Peneliti

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Solo - Menggunakan obat antibiotik tanpa pengawasan dokter bisa berakibat fatal. Bakteri di dalam tubuh bisa-bisa sulit dienyahkan, bahkan justru bisa membuatnya semakin kebal terhadap obat-obatan.

Baca juga:
Teliti Peredaran Antibiotik, Dosen UNS Raih Hibah 19 Miliar
Heboh Antibiotik, Ikuti 5 Jurus Ampuh Cegah Resistensi
Antibiotik Hanya untuk Infeksi Bakteri, Tilik Keterangan Dokter

Demikian diungkap oleh salah satu peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Ari Natalia Probandari. "Bakteri bisa semakin resisten atau kebal," katanya kepada Tempo, Senin 27 Agustus 2018.

Dia menyebut bahwa saat ini masyarakat masih cukup mudah memperoleh obat-obatan antibiotik. Diduga, masyarakat memperoleh obat-obatan itu dari apotek maupun toko obat swasta. "Padahal, tata kelola peredaran antibiotik sebenarnya sudah diatur oleh pemerintah," katanya.

Tragisnya lagi, obat-obatan itu dikonsumsi tanpa pengawasan dokter. Beberapa dampak negatif berpotensi untuk muncul. Kekebalan bakteri terhadap antibiotika menjadi dampak yang cukup serius.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tentu saja upaya penyembuhan semakin sulit dilakukan," kata Kepala Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat UNS itu. Jika bakteri semakin kebal, pasien membutuhkan dosis antiniotik tinggi untuk bisa sembuh dari penyakitnya.

Selain itu, waktu untuk penyembuhan juga semakin lama. Semua dampak itu ujung-ujungnya akan membuat biaya pengobatan menjadi membengkak. "Jadi jangan sembarangan minum antibiotik tanpa instruksi dari dokter," katanya.

Mulai awal 2019, Ari bersama peneliti lain dari beberapa negara akan melakukan riset mengenai tata kelola distribusi antibiotik di Indonesia. Mereka meraih hibah penelitian dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia sebesar Rp 19 miliar untuk riset tersebut.

Tujuan riset yang diperkirakan memakan waktu tiga tahun itu adalah untuk melakukan perbaikan dari tata kelola peredaran obat antibiotik. "Masalah ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga ada di beberapa negara lain," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

4 jam lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

2 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.


4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

5 hari lalu

ilustrasi minum obat (pixabay.com)
4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.


2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

7 hari lalu

Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.


Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

9 hari lalu

Seorang wanita keluar dari tempat pemungutan suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan parlemen ke-22 di Seoul, Korea Selatan, 10 April 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

12 hari lalu

Truk bantuan yang membawa pasokan kemanusiaan diparkir di dekat pagar perbatasan sebelum memasuki Gaza melalui Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka yang memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel


Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

15 hari lalu

Ilustrasi napi di penjara. Shutterstock
Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

Dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung warga Palestina asal Gaza menyebut hal ini merupakan pelanggaran hukum


Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

16 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

21 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard