TEMPO.CO, Jakarta - Seperti diberitakan TEMPO.CO, gempa kembali mengguncang Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya, hari ini, Jumat, 31 Agustus 2018. Belum pulih dari efek gempa sebelumnya, Lombok kembali diterjang gempa. Disebutkan juga bahwa salah satu warga Selagas, Mataram, Rosie, mengatakan, meski gempa hanya terasa sebentar, tetapi guncangannya naik-turun. Ia melihat tanaman kangkung di kolam bergerak naik-turun.
Baca juga: Pembangunan Rumah Korban Gempa Lombok Ditarget Tuntas 6 Bulan
Kepanikan bisa terjadi, bisa juga tidak, paling tidak saat kita tinggal di sebuah bangunan atau rumah yang anti gempa. Indonesia sebagai wilayah rawan gempa karena terletak di pertemuan 3 lempeng aktif, yaitu Eurasia, Indo Australia, dan Pasifik, sehingga harus dilakukan hal mendasar sebagai mitigasi dampak yang terlalu besar, salah satunya dengan membangun rumah tahan gempa.
Rumah tahan gempa selain menggunakan teknologi dalam proses pembangunannya, ternyata terdapat beberapa rumah tradisional Indonesia yang termasuk ke dalam kategori rumah tahan gempa.
Dilansir dari infografis yang diunggah Badan Nasional Penanggulangan Bencana di akun resmi media sosialnya, Kamis 30 Agustus 2018, berikut beberapa pilihan model rumah tahan gempa:
1. Growing House
Rumah hasil karya mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini didesain dengan tingkat keamanan yang baik dan memikirkan dampak terhadap linkungan itu sendiri.
2. Rumah Dome
Rumah ini dibangun tanpa menggunakan pondasi yang memungkinkan bangunan menjadi tahan gempa. Rumah ini merupakan karya Prof. Ir. Nizam.
3. Barrataga
Barrataga adalah penguatan besi tulangan bangunan yang saling mengait sehingga kuat dan tahan akan guncangan gempa. Konsep Barrataga merupakan karya pakar kegempaan UII, Yogyakarta Prof. Ir. Sariwidi.
Selanjutnya model Ruspin sampai Rika