TEMPO.CO, Jakarta - Riset seputar diabetes terus dilakukan, mengingat ada banyak mitos dan fakta seputar diabetes yang berkembang di masyarakat.
Untuk menjernihkan masalah ini, kami mewawancarai Ketua Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia, Aris Wibudi. Ia meluruskan 5 salah kaprah paling populer seputar diabetes.
Baca: Merasa Lelah Hampir Setiap Hari? Mungkin Anda Alami Diabetes
1. Nasi dan mi ayam
Haruskah pasien diabetes memerangi karbohidrat? Tidak. Karbohidrat dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi. Aris menjabarkan, dalam sepiring hidangan untuk pasien diabetes, porsi karbohidrat seperempat, protein seperempat, sisanya sayur (tidak termasuk kuah). Jika sayur yang dikonsumsi mentah, porsinya semangkuk penuh. Nasi putih memang lebih cepat menaikkan kadar gula darah jika dibandingkan dengan nasi merah. Namun indeks glikemik keduanya tidak berbeda jauh.
“Nasi merah tampak lebih sehat karena kandungan seratnya lebih banyak, sehingga orang tidak akan mengonsumsi nasi merah sebanyak nasi putih. Bagaimana dengan mi ayam? Kiatnya sama yakni porsi mi seperempat, ayam seperempat, sisanya sayuran,” kata Aris ketika ditemui di Jakarta Selatan, pekan lalu.
2. Makan durian, boleh?
Di kerajaan buah, indeks glikemik durian sangat tinggi. Bukan berarti ia pantas dimusuhi. Indeks glikemik durian, dibandingkan nasi putih, bahkan lebih rendah—durian 55, nasi putih 65. Namun berdasarkan pengalaman, orang makan durian tidak mungkin hanya satu biji, kan? Usai makan durian, Aris menyarankan Anda menebus 'dosa' itu dengan jalan kaki selama 30 menit.
“Atau Anda bisa mengakalinya dengan jurus ini. Sebelum makan durian, makanlah sayur sebanyak 200 gram dalam bentuk lalapan atau selada, satu buah mentimun dan tomat, baru kemudian makan durian. Sayur, mentimun, dan tomat itu berfungsi sebagai alas untuk memperlambat penyerapan gula. Inilah win-win solution yang memungkinkan penderita diabetes terpenuhi keinginannya dengan risiko minimal,” katanya.