TEMPO.CO, Jakarta - Waspada dolar naik, kondisi ekonomi yang tak menentu ini bakal mempengaruhi tingkat stres Anda. Situasi ini pernah diungkapkan sebuah rilis dari American Psychological Association atau APA ketika kondisi ekonomi Amerika memburuk pada 2008. Saat itu, terungkap 80 persen orang Amerika mengatakan bahwa ekonomi adalah sumber stres yang signifikan.
Baca juga: Cegah Spekulan Dolar, BI Perketat Pengawasan ke Bank
Lebih detail APA menyebutkan bahwa sumber stres orang Amerika adalah uang (81 persen), ekonomi (80 persen), pekerjaan (67 persen), dan masalah kesehatan yang mempengaruhi keluarga (67 persen).
Penelitian lain seperti yang diungkapkan Psychology Today juga menyebutkan bahwa perubahan kepribadian dapat menjelaskan peningkatan pendapatan dan peningkatan kepuasan hidup.
Stres memperburuk kondisi penderitanya. Dilaporkan bahwa rasa lelah terkait stres, perasaan mudah marah, juga terjaga sepanjang malam adalah beberapa gejala stres yang terjadi akibat masalah ekonomi itu.
Ilustrasi stres bekerja. AP/Richard Drew
Meskipun kebanyakan orang Amerika berpikir mereka mengelola stresnya dengan baik, tapi kurang dari separuh yang berolahraga untuk mengatasi stres. Teknik pasif tampaknya lebih populer, termasuk mendengarkan musik.
Tragisnya 48 persen dari penderita stres itu mengatasinya dengan cara tak sehat. Yaitu makan berlebihan atau memilih makanan yang tidak sehat untuk mengatasi stres. Delapan belas persen minum alkohol untuk mengatasinya, dan 16 persen merokok.
Psikolog Katherine Nordal, wanti-wanti agar tetap perhatian pada apa yang terjadi di sekitar Anda, tetapi jangan sampai terjebak dalam kehebohan muram dan kelam. Perhatikan situasi khusus Anda dan apa yang menyebabkan Anda stres. Tetaplah berinteraksi dengan keluarga, teman, dan penasihat tepercaya. Penelitian menunjukkan bahwa menerima dukungan dari orang lain efektif dalam mengelola stres. “Jika Anda terus merasa kewalahan oleh stres, maka pertimbangkan untuk mencari bantuan professional, " katanya.
Baca juga: 3 Terapi Depresi, dari Hanya Curhat sampai Kejut Listrik
Sementara itu, Psikolog dari Universitas of Hertfordshire United Kingdom Ben C Fletcher dalam tulisannya di Psychology Today, menyebutkan menghadapi kondisi ekonomi yang berubah-ubah, [seperti angka dolar yang bergerak naik sekarang ini], diharapkan untuk menjadi lebih fleksibel. “Mungkin uang dapat membeli kebahagiaan sampai tingkat tertentu tetapi tidak pada tingkat yang sama dengan mengembangkan kepribadian yang dapat disesuaikan dengan baik dan fleksibel,” katanya. Orang yang dapat menghentikan kebiasaan mereka ketika mereka perlu, lebih mungkin untuk dapat mengubah perilaku yang tidak membantu untuk membangun kehidupan yang lebih memuaskan.
WEBMD | PSYCHOLOGYTODAY