TEMPO.CO, Jakarta - Dokter konsultan tumbuh kembang anak dari Brawijaya Clinic Kemang, dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH, mengatakan saat orang tua membelikan mainan yang sama dengan yang dilihat anak di video ulasan mainan tidaklah cukup memenuhi kebutuhan anak akan permainan.
Baca: Waspada Wadah Plastik, Bisa Ganggu Sistem Motorik Anak
Orang tua harus mendampingi anak saat menonton video ulasan, lalu ikut bermain ketika sudah membelikan mainan yang disukai anak.
“Anak sebenarnya tertarik dengan cara memainkan mainan di video. Ulasan mainan diperlukan, tetapi jangan hanya anak yang menonton. Orang tua mendampingi supaya tahu cara memainkannya dan bisa mempraktikkannya bersama anak,” kata Bernie.
Sama halnya dengan menonton televisi, orang tua juga perlu tahu pasti apa saja yang disaksikan anak di YouTube. Selain mendampingi, orang tua harus menggunakan pengaturan restricted atau mode terbatas di aplikasi YouTube untuk menghindari konten-konten dewasa yang tidak layak ditonton anak. Dan ingat, terkadang meski dikemas dalam gambar animasi, beberapa video menampilkan adegan, dialog, atau karakter yang tidak layak dilihat anak, misalnya adegan berbau kekerasan dan pornografi.
Baca: Perawatan Gigi Anak Harus Dimulai dari Bayi, Ini Alasannya
Bernie juga mengingatkan orang tua agar mematuhi batas penggunaan gawai oleh anak. “Menurut Akademi Pediatri Amerika, anak usia 2-5 tahun maksimal hanya boleh (bermain gawai) 1 jam per hari. Sedangkan anak di bawah 18 bulan tidak boleh bermain gawai, kecuali untuk video call.” Seberapa lama anak Anda menonton YouTube dalam sehari?