TEMPO.CO, Jakarta - Setelah tiga tahun menjalin hubungan, Liza dan Abyan akhirnya memutuskan untuk menikah karena desakan dari kedua orang tua. Namun, hubungan yang kerap putus nyambung selama berpacaran memunculkan keraguan pada benak Abyan untuk mempersunting kekasihnya tersebut.
Baca: Ada 6 Manfaat Perjanjian Pranikah
Abyan lantas mengajak Liza melakukan konseling pranikah karena baginya pernikahan merupakan hal yang sakral dan hanya dilakukan sekali seumur hidup. Apalagi untuk merayakan pesta pernikahan tidaklah murah, banyak dana yang harus dikeluarkan. Karena itulah, pria berusia 31 tahun tersebut harus memastikan bahwa pasangan yang dipilihnya sudah tepat.
Keinginan Abyan melakukan konseling pranikah juga berangkat dari pengalaman sahabatnya yang bercerai karena ketidakmampuan menghadapi berbagai konflik dan permasalahan bersama pasangannya, dari pacaran hingga berlanjut sampai jenjang pernikahan. Dia tidak ingin kondisi tersebut menimpa dirinya dan pasangan, karena itulah mempersiapkan diri dan mental serta memastikan kecocokan bersama pasangan sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius, mutlak dilakukan.
Ilustrasi pasangan menikah/pernikahan. Shutterstock
Psikolog anak dan dewasa dari RSIA Kemang Medical Care Tanti Diniyanti mengatakan saat ini mulai banyak pasangan yang melakukan konseling pranikah. Terutama pasangan yang cukup lama menjalin hubungan dan berencana menikah tetapi mulai ragu dan kurang yakin dengan pasangannya. Namun bukan berarti pasangan yang hubungannya baik-baik saja tidak membutuhkan konseling pranikah, tetap dibutuhkan untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang dapat menurunkan tingkat kebahagiaan dikemudian hari.
Baca: Konseling Pranikah, Penting atau Tidak?
Dalam proses konseling tersebut, akan ada banyak hal yang didiskusikan bersama pasangan terutama terkait kesiapan mental dan emosi serta proses komunikasi diantara kedua pasangan. Sebab, hal-hal tersebut sering kali menjadi pemicu munculnya konflik. “Salah satu tujuan konseling untuk melihat bagaimana kesiapan mereka secara mental, apakah kepribadiannya cocok, sudah nyambungkah cara ngobrolnya. Bisa jadi cara komunikasinya berbeda, kenapa berbeda, itu yang dipelajari dan diberi jalan keluarnya. Kalau itu bisa dipelajari satu sama lain maka bisa menghindari konflik berkepanjangan dan meminimalisir ketidakcocokan di kehidupan setelah menikah,” ujarnya.
Ada beberapa hal lagi yang akan dibahas dalam konseling pranikah. di halaman berikutnya