TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi pengguna rokok elektrik Asia atau biasa disebut vapers berharap dukungan regulasi yang lebih ramah bagi produk tembakau alternatif atau rokok elektrik yang diklaim lebih aman dibandingkan dengan rokok tradisional. Peter Dator, Perwakilan The Vapers Phillipines mengatakan regulasi rokok elektrik atau tembakau alternatif selama bertahun-tahun sudah banyak diatur.
Baca: Penjualan Rokok Turun 5,5 Persen, 272 Miliar Batang Terjual
Namun, dia melihat semuanya gagal dalam mempertimbangkan unsur kepentingan pengguna (vapers), perokok serta publik yang bersangkutan. "Ini perlu segera diubah sekarang!" ujar Peter dalam forum diskusi vapers di Manila, Jumat 14 September 2018.
Dalam acara ini, dia menegaskan ada tiga hal yang ingin disuarakan kepada para pemangku kebijakan di Asia dalam gerakan #VapersBeHeard. Pertama, vapers menuntut informasi yang akurat dan memiliki akses terhadap produk tembakau alternatif yang lebih rendah risko dibandingkan rokok tembakau.
Kedua, vaper layak mendapat kesempatan untuk memilih gaya hidup yang lebih baik dengan produk tembakau alternatif. Ketiga, vapers di Asia menuntut untuk menjadi bagian dari proses pembuatan kebijakan terkait produk alternatif tembakau.
Asa Saligupta, Perwakilan ENDS Cigarette Smoke Thailand, menuturkan vapers di Asia membuat gerakan digital untuk menyuarakan aspirasi dalam wadah situs www.vapersbeheard.com.
Pekerja menata botol berisi cairan rokok elektronik (vape) di Bandung, 7 November 2017. Vape atau rokok elektrik merupakan alternatif bagi perokok tembakau. ANTARA/M Agung Rajasa
Bahkan, vapers memukai petisi dalam change.org untuk mendesak WHO mendengarkan suara vapers di Asia yang menyatakan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan rokok tradisional. "Tujuan dan harapan utama gerakan ini agar kami didengar dan diundang dalam diskusi Organisasi Kesehatan Dunia [World Health Organization /WHO] mendatang yaitu Framework Convention on Tobacco Control Conference of Parties [FCTV COP] ke-8 di Jenewa," kata Asa.
Rokok elektrik dan produk tembakau alternatif menjadi salah satu agenda pembahasan di dalam pertemuan WHO tersebut. Adapun posisi WHO, Asa menilai masih sangat konservatif terhadap rokok elektrik dan produk tembakau alternatif lainnya.
Baca: Mitos atau Fakta, Fast Food dan Rokok Memicu Penyakit Gerd?
"Mereka merekomendasikan negara-negara untuk melarang atau mengatur ketat bahkan sama dengan rokok (tradisional) meskipun semakin banyak bukti ilmiah yang menyatakan bahwa produk alternatif ini lebih baik bagi perokok," kata Asa.