TEMPO.CO, Jakarta - Kanker kelenjar getah bening atau kanker limfoma merupakan 1 dari 10 jenis kanker terbanyak terjadi di Indonesia, baik pada pria maupun wanita. Kanker limfoma secara umum terjadi karena pertumbuhan yang berlebihan dari sistem kekebalan tubuh atau sel limfosit, yang biasanya dikenal dengan istilah Limfoma Hodgkin (LH) dan Limfoma Non-Hodgkin (LNH).
Baca: Benarkah Mie Instant Mengandung Zat Penyebab Kanker?
Gejala utama dari penyakit ini adalah terjadinya pembesaran pada kelenjar getah bening pada bagian tubuh tertentu. Pasalnya, limfoma bisa tumbuh di mana saja pada tubuh. "Limfoma bisa tumbuh di mana saja, bisa di otak, di kulit, di tempat yang tidak umum," kata Ronald A. Hukom dari Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) dalam acara Peringatan Hari Kanker Limfoma Sedunia bertema "Hidup Lebih CERDIK dengan Lymphoma" yang diselenggarakan atas kerjasama Cancer Information & Support Center (CISC) Indonesia didukung Ferron Par Pharmaceuticals, Sabtu, 15 September 2018, Menteng, Jakarta Pusat.
Ronald menambahkan, limfoma juga bisa tumbuh di beberapa tempat pada tubuh sekaligus. "Limfoma itu kan sebenarnya sel darah putih, sel limfosit. Sel limfosit itu kan sel darah yang memang beredar ke seluruh tubuh. Kalau kebetulan sel yang tidak normalnya numpuk di beberapa kelenjar, ya bisa saja muncul (limfoma) di beberapa tempat," katanya.
Selain menimbulkan keluhan di seputar organ tempat munculnya limfoma, ada beberapa gejala lain yang dialami oleh pasien penyakit tersebut. "Berat badan turun, berkeringat di malam hari, udara dingin juga berkeringat, itu karena memang sel limfoma mengeluarkan bahan-bahan yang memang tidak normal untuk badan," kata Ronald.
Baca: Yoga Sembuhkan Lupus dan Kanker? Ini Kisah Nouf Marwaai
Gejala kanker limfoma lainnya seperti demam, sesak napas, merasa lelah, nyeri dada, sakit perut dan bengkak. Apabila mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan segera memeriksakan diri ke dokter.