TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Bubur Asyura merupakan makanan yang biasanya disajikan pada hari ke-10 bulan Muharam. Di Indonesia pada 2018 ini, tanggal 1 Bulan Muharram atau Tahun Baru Islam jatuh pada 11 September lalu, sehingga Bubur Asyura disajikan pada 20 September.
Baca juga: Tradisi Memasak Bubur Asyura di Sampit Masih Lestari
Menurut Malay Mail, Bubur Asyura dibuat dari berbagai bahan, di antaranya beras, kacang hijau, bawang dan berbagai bumbu dan rempah-rempah lainnya. Namun, dikatakan pula tidak ada resep pasti untuk bubur ini. Bahan pembuatnya bervariasi di setiap negara, disesuaikan dengan selera lokal dan tergantung pada apa yang tersedia di negara itu.
Menurut beberapa riwayat, seperti dilansir dari situs azhariahkamin.com, Bubur Asyura merupakan makanan pertama yang dimasak di darat setelah banjir besar melanda. Diriwayatkan bahwa kapal Nabi Nuh mendarat dengan aman di Gunung Juuhi setelah terjadi banjir besar pada tanggal 10 Muharam.
Setelah mendarat dengan selamat, Nabi Nuh memerintahkan pengikutnya yang juga selamat pada kapal itu untuk mengumpulkan bahan makanan apa pun yang bisa dimasak. Awalnya adalah kombinasi dari tujuh jenis kacang-kacangan dengan tepung beras yang dimasak hingga mengental. Resepnya berubah dengan tambahan rempah-rempah untuk membuat rasa.
Terlepas dari Nabi Nuh mendarat dengan selamat setelah banjir besar, ada juga diriwayatkan bahwa 10 Muharam juga merupakan hari ketika Nabi Musa menang melawan Firaun dan bangsa Mesir.
Saat ini, membuat Bubur Asyura sudah menjadi bagian dari ritual masyarakat Muslim selama Muharam. Mereka akan menyumbangkan uang atau bahan untuk membuat Bubur Asyura. Bubur yang sudah matang akan diberikan kepada orang-orang, terutama yang tidak mampu, janda tua, dan anak yatim piatu.
MALAYMAIL | AZHARIAHKAMIN