TEMPO.CO, Jakarta - Komika Mudy Taylor dinyatakan positif menggunakan narkoba jenis sabu dan telah ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba. Mulai Senin siang, 24 September 2018, Mudy resmi ditetapkan sebagai tahanan Mapolda Metro Jaya.
Baca: Komika Mudy Taylor Ditangkap Terkait Kasus Narkoba
Kepada penyidik, Mudy Taylor mengaku sudah mengonsumsi narkoba sejak tahun 2003. Alasannya menggunakan narkoba, Mudy mengaku, berhubungan dengan pekerjaannya.
"Setelah kita tanya kembali kenapa menggunakan sabu, katanya untuk kenyamanan bekerja karena dia penyiar, dan sekarang juga jadi komedian," ungkap Argo Yuwono di Reskrim Narkoba Polda Metro Jaya, Senin, 24 September 2018.
Sabu merupakan salah satu jenis narkoba yang dikenal juga dengan nama Methamphetamine atau Meth. Sabu umumnya memiliki ciri berupa bubuk kristal putih, tidak berbau, terasa pahit dan mudah larut dalam air atau alkohol.
Sabu kerap digunakan secara ilegal untuk mendapatkan efek yang menyenangkan bagi pemakainya. Padahal, penyalahgunaan sabu berbahaya, bahkan mematikan.
Menurut hasil Global Drug Survey (GDS) pada 2017 lalu, methamphetamine adalah zat atau obat yang paling berbahaya di dunia, demikian dilansir dari Inverse.
Pengguna zat ini akan tetap waspada dan terjaga selama berjam-jam tanpa merasa ngantuk ataupun lelah meski beraktivitas terus-menerus.
Penggunaan sabu dapat menghasilkan perasaan senang, tetapi ada efek samping yang berbahaya, seperti nafsu makan menurun, bernapas lebih cepat, detak jantung cepat atau tidak teratur, tekanan darah tinggi dan suhu tubuh meningkat.
Efek samping lainnya dari penggunaan sabu termasuk merasa mual, mulut kering, bau mulut, kedutan otot, hilang ingatan, perilaku agresif, masalah gigi yang parah, penurunan berat badan, luka kulit karena rasa gatal yang hebat dan insomnia.
Baca: Begini Mudy Taylor Tambah Daftar Selebritas Terjerat Narkoba 2018
Tak hanya berdampak bagi fisik, penggunaan sabu juga mempengaruhi psikis penggunanya, seperti paranoia, halusinasi, gangguan suasana hati, delusi seperti sensasi serangga merayap di atas atau di bawah kulit, merasa cemas dan kebingungan. Parahnya, paranoia bahkan dapat memicu pemikiran untuk membunuh atau bunuh diri.
TABLOIDBINTANG | MEDICALNEWSTODAY | INVERSE