Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Mewaspadai Berita Hoaks Saat Bencana

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

Tim SAR mengevakuasi jenazah korban dari reruntuhan bangunan di Perumnas Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Perumahan yang terletak di Kecamatan Palu Barat ini merupakan salah satu kawasan yang paling parah terdampak gempa. TEMPO/Muhammad Hidayat
Tim SAR mengevakuasi jenazah korban dari reruntuhan bangunan di Perumnas Balaroa, Palu Barat, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Perumahan yang terletak di Kecamatan Palu Barat ini merupakan salah satu kawasan yang paling parah terdampak gempa. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia sedang berduka dengan adanya bencana gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 28 September lalu. Dalam kejadian yang memprihatinkan ini masih saja ada orang yang suka menyebarkan berita palsu atau hoaks. "Banyak sekali berita simpang siur. Pentingnya menyaring informasi," kata Psikolog Pendidikan Karina Adistiana saat dihubungi Tempo pada 1 Oktober 2018.

Baca: Efek Psikologis Gempa dan Tsunami Palu, Ini Kata Psikolog

Menurut Karina, berita bohong, pastinya berdampak buruk bagi para penyintas bencana dan juga para relawan. "Misalnya ada berita hoaks tentang tsunami susulan, pasti akan membuat relawan bekerja dengan tidak tenang," katanya.

Karina menyarankan agar semua orang, terutama para keluarga penyintas serta para penyintas membaca informasi secara perlahan. "Pentingnya memastikan siapa pemberi informasi itu. Apakah benar lembaga yang memang sudah resmi," kata Karina yang juga pernah mempelajari ilmu psikologi bencana.

Kepada para penerima dan pembaca pesan, Karina sangat menyarankan untuk meminta rilis resmi dari lembaga yang memberikan informasi itu. Bila berkaitan dengan keamanan pastikan pihak berwenang yang mengeluarkan informasi itu, apakah Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Tim Search and Rescue (SAR), atau lembaga resmi pemerintah lain.

Korban selamat gempa dan tsunami Palu-Donggala menaiki pesawat untuk dievakuasi dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Oktober 2018. Ribuan korban selamat dievakuasi melalui jalur udara dengan pesawat Hercules milik TNI AU. REUTERS

Untuk memastikan apakah berita itu benar atau tidak, penerima pesan juga bisa berselancar di dunia maya untuk memastikan berita itu. "Tidak butuh waktu lama, googling bisa cepet kok," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Karina, dalam keadaan bencana, sering sekali orang membaca informasi dengan tergesa-gesa. Karena panik, mereka langsung menyebarluaskan berita itu kepada orang lain. "Coba latih kemampuan berpikir logisnya dan tetap tenang. Bila langsung panik, bisa jadi bahaya itu," kata Karina.

Baca: Manfaat Anak Aktif Bermain, Melatih Fisik, Kerja Otak dan Emosi

Karina mengatakan melatih kemampuan berpikir kritis ini juga sangat diperlukan untuk orang-orang yang sering mendapatkan pesan yang memaksa untuk mengirimkan pesan itu ke belasan orang dengan ancaman bila pesan tidak dikirim. "Pesan itu biasanya memaksa untuk mengirimkan pesan mereka ke 20 orang. Bila tidak, akan ada dampak yang akan dirasakan pembaca. Sebaiknya tetap berpikir jernih dan mengkonfirmasi berita, daripada mengedarkan berita sia-sia," katanya.

Pesan berantai yang menginstruksikan untuk mengirimkan pesan pun terkadang diterima anak-anak yang sudah memiliki telepon genggam. Psikolog anak Amanda Margia Wiranata menyarankan agar orang tua terus memantau dan mengawasi penggunaan gadget pada anak.

Baca: Agar Tak Keranjingan Gadget Ada Diet Anak ala Kak Seto, Apa Itu?

Amanda sangat menyarankan agar anak-anak yang diberikan gadget diberikan penjelasan dengan rinci oleh para orang tua mereka. Orang tua pun perlu mempertimbangkan apakah anak ini sudah pantas untuk mendapatkan telepon genggam atau belum. "Ajari anak cara konfirmasi berita. Selain itu, edukasi juga agar tidak mengirimkan berbagai informasi atau gambar pribadi. Jangan sampai kecolongan," kata Amanda.

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Catatan Bamsoet: Tampilkan Politik Bermartabat, Pembelajaran untuk Generasi Muda

18 jam lalu

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Catatan Bamsoet: Tampilkan Politik Bermartabat, Pembelajaran untuk Generasi Muda

Semangat mengedepankan politik bermartabat itu harus terlebih dahulu ditunjukan oleh para kontestan.


Cekfakta #210 Bagaimana Hoaks Menyebar Saat Pemilu?

3 hari lalu

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com
Cekfakta #210 Bagaimana Hoaks Menyebar Saat Pemilu?

Aktor-aktor produsen hoaks menjalankan pola dalam menyebarkan kontennya.


Tips Bekerja dari Mana Saja agar Hemat Biaya

5 hari lalu

Ilustrasi bekerja dari hotel atau work from hotel. Dok. Pegipegi
Tips Bekerja dari Mana Saja agar Hemat Biaya

Berikut tips buat yang ingin bekerja dari mana saja atau work from anywhere agar tidak menguras kantong.


Kiat Menangkal Hoaks jelang Pemilu 2024

5 hari lalu

Kiat Menangkal Hoaks jelang Pemilu 2024

Masyarakat patut cermat memilah, melakukan klarifikasi, dan menjalankan Siskamling Digital.


Saatnya Anak Muda Bangkit Melawan Hoaks Pemilu 2024

5 hari lalu

Saatnya Anak Muda Bangkit Melawan Hoaks Pemilu 2024

Kreativitas anak muda dapat melalui konten di media sosial dapat membantu menekan persebaran kabar hoaks.


Heru Budi Sebut Kemacetan Jadi Kendala Penanganan Bencana di Jakarta

6 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersama jajarannya usai meninjau pembebasan lahan di kawasan Normalisasi Kali Ciliwung, Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, Senin, 8 Mei 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Heru Budi Sebut Kemacetan Jadi Kendala Penanganan Bencana di Jakarta

Heru Budi bentuk Satgas Terpadu Penilaian Gedung dan Nongedung Untuk Pengurangan Risiko Bencana Gempa Bumi Provinsi DKI Jakarta.


4 Tips Berkemah Pakai Motor agar Aman dan Nyaman

9 hari lalu

Berkemah dengan motor. (Foto: PT SIS)
4 Tips Berkemah Pakai Motor agar Aman dan Nyaman

Berikut tips dan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pengendara saat berkemah menggunakan sepeda motor, versi Suzuki:


Tips Memasak Daging Kambing agar Empuk dan Tetap Enak

11 hari lalu

Ilustrasi daging kambing. Pixabay.com/BlackWolfi
Tips Memasak Daging Kambing agar Empuk dan Tetap Enak

Daging kambing umumnya memiliki serat yang lebih tebal sehingga perlu dimasak dengan cara tertentu agar empuk. Berikut tipsnya.


Mencegah Penyebaran Hoaks Jelang Tahun Politik

11 hari lalu

Mencegah Penyebaran Hoaks Jelang Tahun Politik

Indikasi maraknya informasi yang tidak benar atau hoaks jelang pemilu harus dihadapi dengan serius.


10 Tips Solo Traveling yang Aman

16 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang travelling sendirian. Dok. Pegipegi
10 Tips Solo Traveling yang Aman

Perlu persiapan yang matang sebelum berangkat agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, berikut tips solo traveling yang aman.