TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai bantuan tenaga saat ini tertuju ke Palu. Tidak hanya tim dari pemerintah, tapi juga berbagai lembaga swadaya masyarakat dan relawan lain. Perlu fisik yang prima untuk memberikan pertolongan di sana.
Baca: Relawan dan Penyintas Bencana Perlu Waspadai Penyakit Tetanus
Bagi para relawan ataupun tenaga bantuan yang akan turun ke Palu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menyampaikan tiga hal penting yang perlu diperhatikan tim yang akan bertugas ke lokasi pascabencana di Palu. “Yang pertama, tentu harus kita pahami itu adalah daerah endemis malaria. Sempatkan minum prophylaxis, obat malaria, meski tidak di semua daerah di sana adalah daerah endemis,” kata Anung dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Jumat, 5 Oktober 2018.
Menurut Anung, beberapa daerah di sekitar Palu, seperti Donggala dan Parigi Moutong, merupakan daerah endemis malaria meski endemisitasnya rendah. Namun, saat perubahan ekosistem pascabencana, vektor juga akan terpengaruh. “Harus menjadi perhatian terhadap malaria yang ada di sana, terutama juga karena ada vektor dan ada relawan yang barangkali berasal dari daerah-daerah lain yang carrier, itu juga harus menjadi perhatian kita semuanya,” ujarnya.
Hal penting yang kedua adalah memaksimalkan penggunaan alat pelindung diri, seperti sepatu boot, sarung tangan karet, masker, dan kacamata pelindung. “Ini harus jadi perhatian. Itu akan menjadi entry point dari penyakit yang akan kita hadapi di sana,” ucap Anung.
Baca: Jadi Relawan Donor Darah Itu Menenangkan
Ketiga, persiapan yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi. Ia mengingatkan bahwa kebersihan di kawasan bencana, seperti Palu dan sekitarnya, masih belum ideal. "Bagi relawan atau bagi tenaga kesehatan yang akan ke sana, pastikan bisa mandiri dengan hal-hal semacam ini. Artinya, apakah kita harus menyiapkan air bersih sendiri sampai batas tertentu untuk kepentingan kita, itu harus kita pastikan," tutur Anung.
"Meski demikian, kita juga mempunyai beberapa cara inovatif, seperti menyediakan penjernih air cepat, bukan untuk minum, tapi bisa untuk mandi, cuci. Kita menyiapkan hal-hal yang harus dikelola sendiri. Jangan meminta tolong kepada teman-teman daerah yang saat ini masih sibuk dengan evakuasi,” katanya.