Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Orang Tua Bantu Anak Mengelola Emosi Negatif

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

Front Page Cantik. Bila Si Kecil Tantrum. Shutterstock.com
Front Page Cantik. Bila Si Kecil Tantrum. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berurusan dengan anak bukan hal mudah. Dibutuhkan kesabaran berlimpah, apalagi jika kondisi emosi mereka belum stabil.

Baca: Putri Marino ke Surinala, Ibu Mengenalkan Anak ke Dua Inti Dunia

Buku Raising An Emotionally Intelligent Child karya profesor psikologi asal Amerika Serikat, John Gottman, menyebut bahwa balita rata-rata menuntut pengasuh atau orang tua menuruti kemauan mereka setidaknya tiga kali dalam semenit. Jika keinginan itu tidak dituruti, maka muncullah tangisan, amarah, hingga tantrum.

Tantrum disebabkan ketidakmampuan anak menyampaikan keinginan dan mengelola emosi negatif. Untuk mencegahnya, orang tua perlu sejak dini membantu anak mengenali, merasakan, dan mengelola emosi sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas secara emosi. Emosi yang baik membuat anak tidak mudah mengalami tantrum.

Hal ini akan menjadi bekal agar anak tumbuh menjadi pribadi yang penuh empati, tenang, dan terampil mengendalikan diri. Lantas apa saja yang harus dilakukan orang tua?

1. Kenali emosi Anda dulu
Anak cerminan orang tua. Bagaimana mungkin berharap anak punya kecerdasan emosi yang baik jika orang tua belum mampu mengendalikan emosinya sendiri? Sebelum mengajari anak mengelola emosi, pastikan Anda sudah menjadi orang yang mampu mengenali emosi sendiri.

“Penelitian kami menunjukkan, agar orang tua dapat mengetahui apa yang dirasakan anak, mereka harus mampu merasakan emosinya sendiri. Pertama mengenali emosi diri sendiri, baru anak-anak. Ada istilah kewaspadaan emosional. Yakni, Anda mampu mengenali diri sendiri ketika emosi (entah senang, marah, sedih, dan kecewa). Setelah itu, Anda mampu mengidentifikasi perasaan Anda serta sensitif dengan perasaan orang lain (termasuk anak),” Gottman menjelaskan.

Baca: 4 Gaya Orang Tua Memberi Makan Anak, Cuma 1 yang Tepat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Belajar melabeli emosi
Anak tidak terlahir dalam kondisi langsung bisa mendefinisikan makna senang, sedih, kecewa, marah, takut, dan jenis emosi lain. Tugas orang tua, mengajari mereka mengenal beragam emosi sedini mungkin bahkan sebelum anak mampu berbicara. Jangan segan membantunya melabeli emosi yang muncul dalam situasi tertentu. Sampaikan dengan kalimat, “Senang, ya kamu karena Papa pulang cepat?” atau “Kakak kecewa, ya karena Mama tidak jadi membelikan permen? Maaf, ya.” Dengan melabeli emosi yang dirasakan anak di setiap situasi, ia belajar merasakan yang namanya senang, kecewa, hingga sedih.

3. Luapkan emosi negatif dalam situasi yang pas
Hidup tidak selamanya bahagia. Ada kalanya sejumlah problem menguras emosi. Penting bagi Anda untuk mengekspresikan emosi negatif dengan cara yang tepat di hadapan anak. Selama dilakukan dalam konteks dan situasi yang tepat, anak-anak akan belajar mengelola emosi. Yang tidak boleh, meluapkan emosi negatif di hadapan anak tanpa konteks yang jelas. Misalnya, Anda kesal karena urusan pekerjaan lalu mengomeli anak.

Anda boleh menangis di depan anak ketika mendengar kabar duka atau marah ketika anak melakukan pelanggaran. Sebutkan emosi apa yang Anda rasakan lalu berikan penjelasan kepada anak.

'Mama menangis karena sedih mendengar kabar teman Mama meninggal dunia' atau 'Mama marah karena Adik tidak mendengar perkataan Mama' Dengan demikian ia belajar mengenali berbagai emosi negatif dan menempatkannya di situasi yang pas.

Baca: Memeluk Anak yang Menangis Bisa Membuatnya Produktif saat Dewasa

4. Jangan memendam emosi negatif
Apa akibatnya jika orang tua terus berusaha terlihat bahagia dan tidak pernah menunjukkan emosi negatif di hadapan anak? “Dengan menyembunyikan emosi negatif, orang tua mungkin akan menumbuhkan anak yang tidak mampu mengelola emosi negatif,” kata Gottman.

Dengan tidak pernah menyaksikan orang tua menghadapi emosi negatif, anak tidak punya model untuk belajar menghadapi hal-hal sulit yang memancing emosi negatif mereka. Kecuali Anda bisa menjamin kehidupan anak kelak akan terus diliputi kebahagiaan dan kepuasan, Anda harus mempersiapkan mental anak jika suatu hari mereka mengalami hal-hal yang tidak diinginkan atau yang memancing emosi negatif mereka.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


11 Cara Menghilangkan Overthinking Agar Tidak Menjadi Kebiasaan Buruk

50 menit lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
11 Cara Menghilangkan Overthinking Agar Tidak Menjadi Kebiasaan Buruk

Overthinking atau berpikir berlebihan bisa menjadi masalah yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Berikut ini cara menghilangkan kebiasaan tersebut.


Lakukan Langkah Berikut jika Anak Anda Tengah Dikuntit Orang Tak Dikenal

14 jam lalu

Ilustrasi anak bermain di kolong meja. Foto: Freepik.com
Lakukan Langkah Berikut jika Anak Anda Tengah Dikuntit Orang Tak Dikenal

Jika yakin anak Anda sedang dikuntit dan memiliki bukti yang cukup, segera laporkan pada pihak berwajib.


4 Hal yang Perlu Dipahami dari Kecerdasan Emosional

17 jam lalu

Ilustrasi wanita berpikir. Unsplash.com
4 Hal yang Perlu Dipahami dari Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional atau emotional intelligence kemampuan untuk mengendalikan emosi sendiri maupun memahami orang lain


Berharap Keadilan dalam Kasus KDRT di Depok yang Viral Melalui Media Sosial

17 jam lalu

Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto saat turun langsung  menanyakan penanganan perkara kasus KDRT pasutri saling lapor ke Polres Metro Depok, Kamis, 25 Mei 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Berharap Keadilan dalam Kasus KDRT di Depok yang Viral Melalui Media Sosial

Menanti penyelesaian yang adil kasus KDRT pasutri di Depok.


Energy Vampire Sebutan untuk Sikap Egois yang Merugikan Orang Lain

18 jam lalu

Ilustrasi lelaki egois. shutterstock.com
Energy Vampire Sebutan untuk Sikap Egois yang Merugikan Orang Lain

Sikap energy vampire ketika menyedot semua energi positif atau niat baik orang lain dalam suatu hubungan


8 Cara agar Mertua dan Menantu Akur Tanpa Banyak Drama

2 hari lalu

Ilustrasi wanita kesayangan mertua. shutterstock.com
8 Cara agar Mertua dan Menantu Akur Tanpa Banyak Drama

Simak cara agar mertua dan menantu dapat akur dan menjalin hubungan yang harmonis. Dari komunikasi yang baik hingga menghormati perbedaan.


16 Siswa di Kanada dibawa ke RS Usai Jatuh di Benteng Gibraltar

2 hari lalu

Fort Gibraltar di Winnipeg. Foto : Tripadvisor
16 Siswa di Kanada dibawa ke RS Usai Jatuh di Benteng Gibraltar

Para siswa jatuh dari bangunan setinggi sekitar empat hingga enam meter di dalam kompleks Benteng Gibraltar di Kanada


Parental Control Google Play untuk Orang Tua Memantau Konten yang Diakses Anak

3 hari lalu

Google Play. shutterstock.com
Parental Control Google Play untuk Orang Tua Memantau Konten yang Diakses Anak

Google Play menawarkan fitur parental control yang berguna membantu orang tua memantau perangkat anaknya


Pentingnya Peran Keluarga dalam Mengatasi Depresi Lansia

4 hari lalu

Ilustrasi lansia bersama cucunya. shutterstock.com
Pentingnya Peran Keluarga dalam Mengatasi Depresi Lansia

Psikiater mengingatkan keluarga berperan besar mengatasi depresi di kalangan lanjut usia. Berikut yang perlu dilakukan.


Mengingat Finding Nemo, Film Animasi Anak yang Dirilis 30 Mei 2003

4 hari lalu

Olivier Dusautoir, Set Designer memegang mainan Finding Nemo & Finding Dory untuk membuat kereta dalam rangka menyambut ulang tahun ke-25 di Studio Art Design, Disneyland Paris, Marne-la-Vallee, 22 Februari 2017. REUTERS/Benoit Tessier
Mengingat Finding Nemo, Film Animasi Anak yang Dirilis 30 Mei 2003

Finding Nemo telah memikat jutaan penonton di seluruh dunia dengan alur cerita yang menghibur dan visualnya