Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bangkit dari Bencana ala Warga Pulesari, Mencoba jadi Tarzan

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Perkebunan salak pondoh di desa ekowisata Pancoh, Sleman, Yogyakarta. Tempo/Dini Pramita
Perkebunan salak pondoh di desa ekowisata Pancoh, Sleman, Yogyakarta. Tempo/Dini Pramita
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dampak bencana alam gempa Palu dan Donggala masih menghiasi berbagai laman berita nasional dan internasional. Evakuasi jenazah yang sudah berjumlah 1,7 ribu lebih pun terus dilakukan.

Baca: Bekasi Clothing Expo Targetkan 5.000 Baju untuk Korban Gempa Palu

Delapan tahun lalu, 26 Oktober 2010, pukul 17.02, suasana duka seperti yang terjadi di Palu pun dirasakan masyarakat tanah Jawa. Tiga kali letusan diiringi awan panas yang meluncur deras dari mulut Gunung Merapi menandai erupsi telah terjadi. Selanjutnya adalah episode kiamat kecil bagi penduduk lereng Merapi. Awan panas menerjang tanpa ampun. Puncaknya, pada pukul 18.21, awan panas besar mengamuk selama 33 menit. Dua hari kemudian, 28 Oktober, Merapi memuntahkan lava pijar bersamaan dengan awan panas.

Peristiwa tersebut membawa petaka bagi ratusan warga lereng Merapi yang menolak pindah ke pengungsian. Rumah-rumah ambruk karena tak kuat menahan beratnya abu pasir yang diserak oleh awan panas itu, ternak-ternak mati, tanaman di sawah dan kebun tertimbun, serta untuk beberapa lama tanah jadi beracun. Kerugian demi kerugian berbaris di depan mata. Penduduk di lereng Merapi terpuruk.

Salah satu desa yang menjadi korban erupsi Merapi adalah Pulesari, yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Warga Pulesari, yang menggantungkan hidup pada kebun salak, mesti gigit jari."Saat itu seluruh penduduk Pulesari sama-sama berada di titik nol," kata Sardjana, 47 tahun, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pulesari.

Tapi mereka sadar harus bangkit dan butuh waktu dua tahun bagi mereka untuk menyadari potensi alam yang mereka miliki. Semula, menurut Sardjana, mereka tak memahami apa potensi yang dimiliki Pulesari, selain tanah subur untuk menanam salak. Didampingi oleh sebuah lembaga nirlaba dari Solo, Jawa Tengah, mereka berupaya bangkit lewat konsep desa ekowisata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Kiat Orang Tua Mengajarkan Anak soal Bencana Alam

Mereka memanfaatkan sungai selebar sekitar 3-5 meter yang membelah desa, yang semula hanya menjadi tempat bermain anak-anak. Di sungai itu, pelancong diajak menjadi Pocahontas dan Tarzan, yang melakukan petualangan berbasis alam. Uji ketangkasan yang biasa dilakukan di daratan dipindahkan ke sungai. Pelancong akan merasakan sensasi memanjat jaring laba-laba dengan bantalan batu sungai, memanjat titian di bawah derasnya air terjun buatan, dan segudang aktivitas lain yang melatih konsentrasi.

Menurut Sardjana, ekowisata ini berhasil menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang beberapa di antaranya padat karya, seperti menjadi pemandu wisata. Konsep ini berhasil membangun kemandirian ekonomi penduduk Pulesari."Pendapatan kotor dari pariwisata pada 2017 sebesar Rp 3,4 miliar," katanya. Sardjana mengatakan kehidupan warga Pulesari bahkan jadi lebih sejahtera dibanding sebelum erupsi.

Tak cuma itu, menurut Sardjana, pola pikir warga Pulesari pun berubah. Mereka mengerti alam Pulesari perlu dijaga dan tidak dieksploitasi besar-besaran supaya manfaat yang diperoleh berkelanjutan. Ini pula yang menjadi titik pijak ekowisata. Berkat mengusung konsep pariwisata berkelanjutan pulalah nama Pulesari mendunia. Pada 2016, Desa Wisata Pulesari masuk Sustainable Tourism Observatories (STO) yang terdaftar di Badan Pariwisata Dunia (UNWTO).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

1 hari lalu

Ilustrasi Densus 88. ANTARA
Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah


4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

5 hari lalu

Foto udara kendaraan pemudik memadati di jalur selatan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Arus balik H+3 lebaran dari Tasikmalaya menuju Bandung terpantau padat merayap dan terjadi antrean kendaraan dari Sindangkasih, Kabupaten Ciamis hingga Indihiang, Kota Tasikmalaya. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

Berikut cara cek titik rawan bencana di jalur mudik Lebaran 2024 melalui situs BNPB, Ditjen Bina Marga, PVMBG, dan PetaBencana.id.


Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

7 hari lalu

Helikopter Super Puma BNPB melakukan manuver memadamkan sisa api di kawasan Gunung Arjuno, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat 8 September 2023. BNPB menambah satu unit helikopter (total dua) tersebut sebagai upaya pemerintah untuk memadamkan sisa api yang membakar seluas 4.796 hektar per Rabu (8/9) hutan dan lahan (karhutla) Gunung Arjuno agar lebih efektif. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

BNPB melihat secara langsung potensi terjadi bencana di beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur.


Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

9 hari lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Perancis 10 April 2024. Istimewa
Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

Direktur Tata Kelola Publik OECD Elsa Pilichowski menanggapi pemaparan Mensos Risma soal penanganan bencana di Indonesia.


Di Forum OECD, Risma Paparkan Cara Indonesia Memastikan Ketahanan Infrastruktur Terhadap Bencana

9 hari lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu  pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)
Di Forum OECD, Risma Paparkan Cara Indonesia Memastikan Ketahanan Infrastruktur Terhadap Bencana

Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur OECD di Paris, Prancis pada Rabu, 10 April 2024.


Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

14 hari lalu

Ilustrasi bencana alam.
Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.


Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Pelajari Keunikan Sundaland

18 hari lalu

Materi yang dibagikan peneliti Danny Hilman Natawidjaja saat berdiskusi menjelaskan bagaimana pencairan es menyebabkan permukaan air laut naik dan menenggelamkan Sundalandia atau Sundaland. (ANTARA/HO-BRIN)
Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Pelajari Keunikan Sundaland

BRIN meneliti sejarah geologi Sundaland untuk sejumlah alasan. Utamanya untuk antisipasi bencana.


Hari Kelima Bencana Longsor Cipongkor Bandung Barat, Tiga Warga Masih dalam Pencarian

21 hari lalu

Tim SAR gabungan mengangkut jenazah korban yang tertimbun material longsor di Kampung Cigintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis 28 Maret 2024. Hingga hari keempat pencarian pukul 12.00 WIB, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi tujuh jenazah dari total 10 korban meninggal dunia yang tertimbun material longsor. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Hari Kelima Bencana Longsor Cipongkor Bandung Barat, Tiga Warga Masih dalam Pencarian

Upaya pencarian korban hilang dalam kejadian longsor ini terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bandung Barat beserta Tim SAR Gabungan.


BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

23 hari lalu

Satelit rakitan dalam negeri bernama LAPAN A2/LAPAN ORARI yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bogor, Jawa Barat, Kamis, 3 September 2015. Peluncurannya sendiri akan dilakukan di pusat antariksa Satish Dhawan, Sriharikota, India. Nantinya, satelit akan dibawa ke orbit dengan ditumpangkan pada roket India bersama satelit penelitian astronomi milik Organisasi Riset Antariksa India. [TEMPO/Subekti; SB2015090312] KOMUNIKA ONLINE
BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

24 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.