TEMPO.CO, Labuan Bajo - Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, meresmikan fasilitas terbaru mereka, Hyperbaric Oxygen Chamber. Fasilitas pengobatan dengan menghirup oksigen murni dalam ruang bertekanan lebih dari satu atmosfer absolut ini diklaim menjadi yang pertama di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Terapi oksigen ini sangat berguna terutama untuk para penyelam yang banyak ada di kawasan Labuan Bajo.
Baca: Penyelam Tunggangi Hiu Paus, Ini Kata Peneliti Mamalia Laut LIPI
Ahli terapi oksigen hiperbarik Indonesia, Guritno Suryokusumo, mengatakan terapi oksigen murni ini ditujukan untuk penyakit dekompresi yang biasa dialami oleh para penyelam laut dalam. "Secara sederhana, penyakit dekompresi adalah suatu kondisi medis ketika akumulasi gas nitrogen yang larut dalam tubuh setelah menyelam membentuk gelembung udara," kata Guritno di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu 13 Oktober 2018.
Akumulasi gas nitrogen ini, Guritno menjelaskan, menyumbat aliran darah dan sistem saraf. Sejumlah gejala dekompresi ini muncul, di antaranya: sakit persendian, sakit kepala, mati rasa, gangguan pernapasan, bahkan hilang kesadaran. "Bila kondisi tersebut tidak segera ditangani bisa berujung pada kematian," ujarnya.
Direktur RS Siloam Labuan Bajo Dr. Hermas Irawan, CEO Siloam Hospitals Labuan Bajo Charles Wongsono, Ahli terapi oksigen hiperbarik indonesia & guru besar FK UI Prof. Dr. M. Guritno Suryokusumo memberikan penjelasan kepada mengenai Hyperbaric Oxygen Chamber saat peluncuran di Siloam Hospitals Labuan Bajo, NTT, Sabtu, 13 Oktober 2018. Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi wisata menyelam di Indonesia. TEMPO/Tony Hartawan
Guritno mengatakan dekompresi bisa diminimalisasi bila mendapatkan terapi oksigen murni melalui terapi oksigen hiperbarik. Dalam ruang terapi oksigen hiperbarik, tekanan udara meningkat hingga tiga kali lebih tinggi dari tekanan udara normal. Pada kondisi ini, paru-paru dapat mengumpulkan lebih banyak oksigen murni yang dihirup dibandingkan dalam tekanan udara normal.
Selanjutnya, kata Guritno, aliran darah akan membawa oksigen ke seluruh tubuh, melawan bakteri, dan merangsang pelepasan zat yang disebut sel induk. "Ini akan merangsang penyembuhan, memperbaiki, serta menjaga jaringan tubuh pasien," ujarnya.
Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula mengatakan fasilitas terapi oksigen murni hiperbarik ini menunjang potensi pariwisata di wilayahnya. Menurut dia, keberadaan terapi ini mampu mengatasi potensi dekompresi yang dialami para penyelam atau cidera karena serangan gigitan komodo. "Kalau sekarang bisa langsung ditangani di Labuan Bajo," kata dia.
Selain itu, menurut Agustinus, ini membuat mobilitas wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo. Sebab, kata dia, biasanya wisatawan yang cidera atau mengalami dekompresi harus menjalani terapi di Rumah Sakit Sanglah, Bali. "Saya berharap para wisatawan, terutama penyuka diving, dapat memanfaatkan fasilitas ini selagi mereka menikmati keindahan alam di Pulau Flores,” ujarnya.
Adapun Direktur Eksekutif Siloam Hospitals Labuan Bajo Charles Wonsono mengatakan fasilitas Hyperbaric Oxygen Chamber bisa digunakan untuk penyembuhan sejumlah penyakit. Di antaranya, penyakit diabetes melitus, patah tulang, gangguan pendengaran, gangguan saraf dan stroke, serta untuk kebugaran dan kecantikan. "Pasien yang memiliki mobilitas terbatas tetap dapat dengan mudah melakukan terapi,” ujarnya.
Baca: Di Lembeh Kota Bitung, Penyelam Berjumpa Si Mungil nan Eksotis
Setelah diluncurkan hari Jumat 13 Oktober 2018, rencananya Hyperbaric Oxygen Chamber berkapasitas enam orang ini akan mulai beroperasi pekan depan terutama untuk para penyelam setempat.