TEMPO.CO, Jakarta - Pesatnya perkembangan teknologi digital tak dapat dipungkiri dapat memberikan pengaruh signifikan pada di sektor ekonomi kreatif. Pasalnya, pemanfaatan teknologi digital tersebut sudah dapat dirasakan dampaknya di beberapa subsektor seperti desain, musik, seni rupa, dan lain sebagainya. Kepala Badan Ekonomi Kreatif ( Bekraf ) Triawan Munaf mengatakan pada 2016, kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun. Dia mengatakan angka tersebut masih akan terus meningkat hingga Rp 1.200 triliun pada 2019.
Baca: Dukung Ekonomi Kreatif, LINE Tampung 17 Ribu Karya
"Subsektor fashion, kriya, dan kuliner masih akan menjadi subsektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian di industri kreatif, karena subsektor ini lebih resisten terhadap guncangan ekonomi dunia," katanya Triawan di Jakarta Rabu 17 Oktober 2018.
Meski begitu, Bekraf juga akan mendorong untuk subsektor lain yang memiliki potensi membantu pertumbuhan ekonomi misalnya subsektor film, musik, art, game dan animasi.
Baca: Bekraf: Baru 16 Persen Industri Kreatif Berbadan Hukum
Baca Juga:
Untuk itu, Bekraf mendorong melalui beberapa program dalam beberapa Deputi Bekraf. Sejak 2015, Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan telah membangun pusat unggulan kreatif dan menjalankan beberapa program yang tertuang di dalamnya, termasuk di antaranya coding Mum, IKKON, CREATE, dan ORBIT. Tujuan program tersebut untuk memperkuat pondasi sektor ekraf Indonesia berdasarkan riset dan tolak ukur yang akurat.