TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga memiliki peran penting bagi Chris Wicaksana. Chris saat itu tak pernah menyangka dirinya bisa terkena kanker payudara. Padahal selama ini perempuan 46 tahun itu menjalani gaya hidup sehat. "Saya senang makan sayur dan buah, rutin olahraga, dan tidak suka makan makanan tidak sehat," kata Chris di Jakarta, Rabu lalu.
Baca: Intip Cara Kreatif Mengenalkan Alam Kepada Anak
Bahkan, kata dia, sewaktu melahirkan anaknya, dia menyusui hingga anaknya berusia 2 tahun. Sepengetahuan dia, perempuan yang menyusui memiliki risiko kanker payudara lebih rendah. "Tapi ternyata saya tetap kena kanker."
Hal yang membuat ia sedih saat didiagnosis terkena kanker adalah rasa takut kehilangan identitasnya sebagai perempuan. Pasalnya, waktu itu Chris harus menjalani operasi pengangkatan payudara untuk mencegah kankernya meluas. "Meski sempat sedih, pasangan saya memberi kekuatan yang sangat besar," ujarnya.
Keluarga adalah pemberi motivasi utama baginya untuk berjuang melawan kanker. "Keluarga saya akan bahagia bila saya sehat. Itu menjadi motivasi saya."
Sayangnya, tak semua penderita dan penyintas kanker mendapat dukungan semacam itu dari orang-orang terdekatnya. Ini membuat perjuangan melawan kanker menjadi semakin berat. "Ini yang mendorong saya berkontribusi lewat komunitas Lovepink, membantu menyemangati para penyintas lain," tuturnya.
Lovepink adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh organisasi nirlaba yang berfokus pada kegiatan sosialisasi deteksi dini dan pendampingan bagi perempuan dengan kanker payudara.
Baca: Meghan Markle dan Pangeran Harry akan Sewa Pengasuh, Ini Tipsnya
Hingga saat ini, kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada perempuan. Data Global Cancer Observatory menunjukkan, 40 dari 100 ribu perempuan di Indonesia terserang penyakit ini. Selain kanker payudara, kanker leher rahim adalah jenis kanker terbanyak pada perempuan.
ASTARI PINASTHIKA SAROSA | PRAGA UTAMA