Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kanker Usus Besar Bisa Dicegah dan Diobati, Ini Penjelasan Ahli

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus kembali dibicarakan sejak berita Titi Qadarsih meninggal penyakit tersebut bergulir, Senin, 22 Oktober 2018. Kanker usus besar, menurut spesialis penyakit dalam, Prof Dr Ari Fahrial Syam, melalui keterangan tertulisnya hari ini, Selasa, 23 Oktober 2018, merupakan salah satu kanker yang menyebabkan kematian utama, baik pada wanita maupun pria, di seluruh dunia saat ini. 

Baca juga: Titi Qadarsih Meninggal, Waspada 11 Faktor Risiko Kanker Usus Ini

Namun, menurut Ari, penyakit kanker ini sebetulnya bisa dicegah dan diobati. "Semakin dini ditemukan, semakin baik prognosisnya," ujarnya. Ia menyebutkan, jika kasus kanker usus besar ini ditemukan pada stadium awal, harapan hidup lima tahunnya mencapai 92 persen. Sebaliknya, jika kanker usus ini ditemukan pada stadium IV atau lanjut, harapan hidup lima tahunnya hanya tinggal 12 persen.

Apa yang menjadi penyebab kanker usus besar? Ari menuturkan gaya hidup menjadi salah satu penyebab kanker usus besar tetap bertahan sebagai penyebab utama kematian, dan angka kejadian terus meningkat di tengah masyarakat.

“Dalam praktik saya sehari-hari, kasus kanker usus sudah umum ditemukan. Saat ini bahkan kasus-kasus baru yang ditemukan pada usia yang lebih muda,” ucapnya.

Faktor genetik memang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker usus besar, tapi gaya hidup merupakan hal utama. Beberapa faktor risiko yang telah teridentifikasi dan konsisten dalam berbagai penelitian, termasuk penelitian di Indonesia, adalah diet tinggi daging merah serta daging olahan serta kurang makan sayur dan buah.

Ari mewanti-wanti soal anjuran diet untuk mengontrol berat badan dengan konsumsi daging merah yang berlebihan dan tidak mengkonsumsi buah karena mengandung karbohidrat. "Itu merupakan anjuran yang menyesatkan," tuturnya.

Satu lagi faktor utama penyebab kanker usus besar adalah rokok. Bukan saja perokok aktif, tapi juga perokok pasif. "Beberapa kasus kanker usus yang saya temukan bukan pada perokok, tapi orang terdekat dan sekitarnya merokok, sehingga mereka yang terkena kanker usus besar tersebut merupakan perokok pasif," kata Ari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia masih menjadi surga buat para perokok karena mereka bebas merokok di mana saja. Di beberapa kota besar di negara maju sudah sulit mencari tempat buat merokok.

Faktor risiko lain adalah kegemukan, kurang bergerak, dan peminum alkohol. Ada beberapa faktor risiko yang tidak bisa berubah adalah umur. Umur di atas 50 tahun menjadi batasan umur untuk memulai screening. Faktor genetik berupa riwayat kanker atau polip usus pada keluarga, riwayat penyakit radang usus kronis (inflammatory bowel disease/IBD) sebelumnya, dan riwayat penyakit kencing manis/diabetes mellitus merupakan faktor risiko yang juga harus diantisipasi.

Gejala yang timbul kalau kanker usus sudah terjadi antara lain buang air besar berdarah, pola defekasi yang berubah, baik mudah diare maupun sembelit secara bergantian, sakit perut berulang, berat badan turun, pucat tanpa sebab yang jelas, bahkan apabila teraba benjolan di perut merupakan gejala kanker usus besar.

Penyakit ini, menurut Ari, awalnya tanpa gejala. Karena itu, masyarakat yang mempunyai risiko tinggi mengalami kanker usus besar sebaiknya segera kontrol ke dokter. "Dokter akan melakukan pemeriksaan screening untuk mendeteksi secara dini penyakit ini," ujarnya. Kemudian akan ada pemeriksaan kolonoskopi dan dilanjutkan dengan biopsi merupakan metode utama untuk menemukan kanker usus ini pada usus.

Jika sudah dikenali gejala kanker usus besarnya, berobat adalah pilihan selanjutnya. "Jangan lupa untuk selalu menjaga agar tetap melakukan gaya hidup sehat," ucap Ari sambil mewanti-wanti untuk segera melakukan deteksi dini sehingga harapan hidup masih terbentang ke depan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

2 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

3 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

5 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

7 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

8 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

9 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

10 hari lalu

Ilustrasi semur daging. Shutterstock
Jaga Kesehatan, Pilih Daging tanpa Lemak untuk Hidangan Lebaran

Dokter mengingatkan masyarakat agar sebisa mungkin memilih daging sapi tanpa lemak untuk hidangan Lebaran agar kesehatan tetap terjaga.


Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

11 hari lalu

Walid Daqqah. Foto: X
Aktivis Palestina Meninggal karena Kanker, 38 Tahun Mendekam di Penjara Israel

Walid Daqqah, seorang novelis dan aktivis Palestina yang menghabiskan 38 tahun di penjara Israel, meninggal pada Minggu karena kanker