TEMPO.CO, Jakarta - Pengakuan Awkarin terkait kondisi kesehatan mentalnya di Youtube menarik perhatian banyak kalangan. Dalam unggahan video di akun youtube-nya, itu pemilik nama asli Karin Novilda ini mengaku bahwa dirinya pernah beberapa kali keluar masuk rumah sakit karena percobaan bunuh diri saat SMA. Pengakuannya tersebut merupakan suatu keberanian besar bagi Awkarin untuk mengungkap fakta yang dianggap memalukan bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Derita Gangguan Mental, Ini Pelajaran Berharga dari Awkarin
Sampai sekarang, menurut Spesialis Kedokteran Jiwa Omni Hospital Alam Sutera Tanggerang. Dr Andri, gangguan mental memang masih dianggap bukan penyakit yang akan dialami kita. “Masalah kejiwaan ini masih dianggap tidak mungkin terjadi pada kita. Dikiranya mereka yang mengalami gangguan kejiwaan itu orang yang lemah, kurang iman, dan lain sebagainya. Tapi itu salah, masalah kejiwaan ini adalah masalah global yang bisa menyentuh siapa saja, bahkan orang terdekat dan diri sendiri,” katanya lagi.
Tragisnya, seringkali gangguan kejiwaan itu tidak dikenali. “Gangguan mental ini tidak sama dengan gangguan fisik medis seperti sakit perut atau sakit demam berdarah. Gejala-gejala gangguan kejiwaannya itu terkait dengan suasana perasaan, pikiran dan perilaku orang tersebut,” kata Andri yang juga menyampaikannya dalam unggahan di Youtube-nya.Ilustrasi wanita depresi menggenggam ponsel. shutterstock.com
Ironisnya lagi, masalah kejiwaan ini, depresi, contohnya masih dianggap kesedihan biasa. Gejala depresi itu sendiri bisa berwujud rasa putus asa, ketidak mampuan beraktivitas dan mood drop. Tiga gejala utama ini biasanya dialami penderita depresi, minimal selama 2 minggu. “Kalau tak diobati bisa bertahun-tahun. Dan ini jelas akan sangat mengganggu, karenanya kondisinya ini beda sekali dengan kesedihan biasa, ” katanya sambil menambahkan bahwa gejala lain juga bisa muncul seperti sulit makan, susah atau kebanyakan tidur, dan fungsi seksual menurun.
Gejala lain yang sering dialami penderita depresi adalah sulit berpikir positif. “Gangguan itu ada dalam pikirannya. Sehingga sesuatu yang postitif atau yang netral selalu dianggap negatif. Akhir penderita derpesi ini selalu berpikiran negatif , “ kata dokter yang aktif bersosial media ini.
Tapi sekali lagi, Andri wanti-wanti bahwa gejala-gejala yang muncul ada penderita depresi ini tak selalu seperti yang disebutkannya. “Ada juga yang selalu marah-marah, ada yang agresif, ada yang konsentrasinya selalu terganggu. Gejalanya memang tak khas. Karena itu untuk memastikan dia mengalami gangguan mental atau tidak yang harus dicek,” katanya panjang lebar.
Kalau terbukti menderita gangguan mental, harus segera ditangani. Kalau kondisi ringan atau sedang bisa saja hanya konseling dan olah raga. Kalau kondisinya lain bisa menggunakan obat. Untuk penderita gangguan mental, penggunaan obat harus sabar juga. Di Indonesia, menurut Andri ada sekitar 10-26 obat depresan yang bisa digunakan.
Nah, apa dan bagaimana terapinya jelas tergantung kondisi masing-masing. Yang pasti, menurut Andri, pengobatan gangguan mental seperti depresi ini adalah mungkin dan bisa dilakukan.
Terkait kasus Awkarin yang memutuskan untuk meninggalkan profesinya sebagai selebgram yang sudah begitu terkenal, Andri menyebutnya adalah salah satu cara mengatasi gangguan mentalnya. Apa yang dilakukan Awkarin itu disebut sebagai proses time out. "Atau stop dulu dari kehidupan yang biasanya. Setiap orang punya cara tersendiri untuk mengatasi gangguan mentalnya," katanya Andri.
Terpenting, menurut Andri adalah jangan ragu berobat, jangan takut stigma, dan jangan takut berubah, lakukan secara benar, dan harus bisa mengelola kehidupan dengan baik. “Jangan stres karena menganggap tak ada jalan keluarnya. Yakinlah, bahwa selalu akan ada jalan untuk mencapai perubahan dalam hidup. yang penting harus berubah, dalam waktu segera dan benar-benar berubah,” katanya menutup tayangan videonya.
Baca juga: Awkarin Blak-blakan Soal Keputusannya Vakum dari Instagram