Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspada Penularan Penyakit Lewat Transfusi Darah, Cek Solusinya

Reporter

Editor

Susandijani

dv.is
dv.is
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa jenis penyakit menular seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV atau human immunodeficiency virus dapat dengan mudah tersebar melalui proses transfusi darah. Penularan tersebut seringkali tidak disadari karena keberadaan virus yang sulit terdeteksi.

Baca juga: Donor Darah Turunkan Risiko Kanker? Berapa Sering Harus Dilakukan

Untuk itu, perlu adanya langkah preventif untuk melengkapi perangkat aktivitas transfusi darah yaitu melalui alat uji saring nucleic acid test (NAT). Yaitu teknologi uji saring yang mampu mendeteksi keberadaan deoxyribo nucleic acid (DNA) virus dengan masa jendela yang lebih pendek untuk meningkatkan keamanan darah secara signifikan.

Salimar Salim, Kepala Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia DKI Jakarta mengatakan dalam satu kantong darah pendonor biasanya akan dihasilkan 2 hingga 3 kantong darah. Jadi, jika seorang pendorong terinfeksi virus hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan HIV maka kurang lebih akan ada dua hingga tiga orang penerima donor yang akan terinfeksi virus.

“Karena itu penting adanya pemeriksanaan atau screening darah yang dilakukan secara paralel dengan menggunakan alat CHLIA [Chemiluminescent Immuno Assay] dan uji saring NAT karena teknologi ini sensitif mendeteksi keberadaan DNA atau RNA virus sehingga dapat melindungi pasien dari infeksi tertular penyakit,” ujarnya.
Aktivitas peneliti di laboraturium.csee-etuce.org
Sementara itu, Komite Ahli Hepatitis Nasional David H Muljono mengatakan seseorang yang dalam proses pemeriksaan HBsAG (untuk mendeteksi keberadaan virus hepatitis B) didapatkan hasil yang negatif, tetap saja berpotensi menularkan virus hepatitis B. Sebab, masih ada virus hepatitis B tersamar yang tidak dapat terdeteksi oleh reagendalam pemeriksanaan HBsAG.

Menurutnya, hepatitis B tersamar dapat terjadi karena adanya proses mutasi virus atau karena kadar virus yang sangat rendah. Melalui proses uji saring NAT, kadar virus yang sangat rendah di dalam darah dapat terdeteksi lebih dini. Selain itu, proses penyaringannya pun tidak memakan waktu lama hanya sekitar 3 jam.

“Uji saring NAT mampu mengurangi masa jendela infeksi antara 61persen hingga 96 persen, karena kemampuannya mendeteksi DNA/RNA virus yang berada dalam darah jauh sebelum antigen dan antibodi terdeteksi sehingga risiko infeksi menular lewat transfusi darah akan semakin kecil,” tuturnya.

Hepatitis sendiri merupakan salah satu penyakit menular berupa peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, atau parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak berlebih dan penyakit autoimun.

Hepatitis terdiri dari 5 jenis, yaitu hepatitis A, B, C, D dan E dan satu sama lain tidak saling berhubungan. Selain melalui transfusi darah, hepatitis dapat ditularkan melalui fecal oral, personal hygiene yang rendah, sanitasi yang rendah, jarum suntik, transplatasi organ, dan lainnya.

Berdasarkan data dari World Hepatitis Alliance, sekitar 9 dari 10 orang di dunia terkena hepatitis tanpa sadar dan Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B, kedua setelah Myanmar. Hepatitis B dan C menyebabkan 1,3 juta jiwa meninggal setiap tahun, melebihi kematian akibat HIV/AIDS, tubercolosis, atau malaria.

Sementara itu, HIV adalah sejenis virus yang menyerang atau menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.

Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka orang tersebut sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pakar Hematologi Zubairi Djoerban mengatakan bahwa HIV/AIDS tidak dapat dengan mudah menular hanya melalui salaman, bersin, rokok, handuk, sabun, batuk, pilek, dan gigitan nyamuk demam berdarah.

Selanjutnya, bisakah virus HIV?AID ditularkan melalui transfusi darah? Apa jawab pakar?

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Penting Bagi Pendonor Darah, Perhatikan 5 Efek Samping Donor Darah

2 hari lalu

Pegawai DPD RI saat mengikuti donor darah di Gedung DPD, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 27 September 2021. Kegiatan donor darah yang diikuti oleh anggota DPD dan pegawai ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-17 DPD RI. TEMPO/M Taufan Rengganis
Penting Bagi Pendonor Darah, Perhatikan 5 Efek Samping Donor Darah

Donor darah umumnya aman dan memiliki sedikit efek samping. Namun, beberapa pendonor darah bisa punya efek samping umum, seperti apa?


Manfaat Kesehatan Donor Darah Termasuk Bagi Para Pendonor Darah, Apa Saja?

2 hari lalu

Pegawai Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI saat mengikuti donor darah di Gedung DPD, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 27 September 2021. Kegiatan donor darah yang diikuti oleh anggota DPD dan pegawai ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-17 DPD RI. TEMPO/M Taufan Rengganis
Manfaat Kesehatan Donor Darah Termasuk Bagi Para Pendonor Darah, Apa Saja?

Donor darah bukan saja bermanfaat bagi orang lain, tapi baik pula bagi kesehatan pendonor darah. Kenapa?


WHO Waspadai Kemunculan Disease X, Penyakit Misterius yang Bisa Sebabkan Pandemi Lebih Mematikan

3 hari lalu

WHO Waspadai Kemunculan Disease X, Penyakit Misterius yang Bisa Sebabkan Pandemi Lebih Mematikan

Setelah Covid-19 dinyatakan tidak lagi menjadi penyakit darurat, WHO mewaspadai kemunculan disease X sebagai penyakit baru yang mematikan.


Jenis Vaksinasi yang Dianjurkan sebelum Bepergian

8 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Jenis Vaksinasi yang Dianjurkan sebelum Bepergian

Orang yang akan bepergian disarankan melakukan vaksinasi sesuai kebutuhan dua pekan sebelum keberangkatan agar antibodi terbentuk optimal.


CDC Serukan Para Dokter Siaga Cacar Monyet Mewabah Lagi

10 hari lalu

Sejumlah orang menunggu untuk divaksinasi di sebuah lokasi vaksinasi cacar monyet di New York, Amerika Serikat (AS), 14 Juli 2022. AS meningkatkan kapasitas tes dan pasokan vaksin untuk mengatasi wabah cacar monyet seiring lebih dari 1.000 kasus terkonfirmasi telah dilaporkan secara nasional. Xinhua/Michael Nagle
CDC Serukan Para Dokter Siaga Cacar Monyet Mewabah Lagi

CDC mengingatkan kembali kalau pada waktu sekarang di tahun yang lalu kasus cacar monyet--sekarang disebut mpox--bermunculan di banyak negara di dunia


Insan Pegadaian Berduyun Donor Darah

12 hari lalu

Insan Pegadaian Berduyun Donor Darah

Donor darah merupakan salah satu rangkaian perayaan HUT ke-122 Pegadaian.


Penularan Hepatitis B Mayoritas Ditularkan dari Ibu ke Anak, Cegah dengan Ini

13 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Penularan Hepatitis B Mayoritas Ditularkan dari Ibu ke Anak, Cegah dengan Ini

Penularan hepatitis B, C, dan D dari ibu ke anak umumnya secara langsung ketika hamil melalui plasenta yang akan dibawa hingga bayi lahir


Rapper Big Naughty Alami Hepatitis A, Ketahui Gejala dan Penularannya

13 hari lalu

Rapper Korea Big Naughty. FOTO/Instagram
Rapper Big Naughty Alami Hepatitis A, Ketahui Gejala dan Penularannya

Big Naughty, rapper asal Korea Selatan alami hepatitis A membuatnya membatalkan konser di Keimyung University. Apa itu hepatitis A?


AS Ubah Aturan, Izinkan Pria Gay dan Biseksual Jadi Donor Darah

17 hari lalu

Ilustrasi donor darah (Pixabay.com)
AS Ubah Aturan, Izinkan Pria Gay dan Biseksual Jadi Donor Darah

Pria gay dan biseksual tak perlu waktu agar bisa ikut donor darah. Amerika Serikat mengubah aturan.


Kasus Sifilis Naik, Kemenkes Ingatkan Risiko Tertular HIV

19 hari lalu

Ilustrasi HIV/AIDS. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Kasus Sifilis Naik, Kemenkes Ingatkan Risiko Tertular HIV

Kemenkes mengingatkan sifilis dapat meningkatkan risiko tertular HIV sampai 300 kali lipat. Hindari perilaku seksual berisiko.