TEMPO.CO, Jakarta - Terapis pernikahan dan keluarga Sheri Meyers dari California Amerika Serikat mengatakan salah satu isu besar bagi pasangan yang memiliki hubungan cinta dengan perbedaan usia yang cukup jauh adalah bagaimana mereka menyelaraskan diri mereka. “Anda harus mendiskusikan dengan jelas dengan pasangan tentang harapan, impian, dan hasrat kalian masing-masing di awal. Karena beda usia artinya memiliki perbedaan pengalaman hidup dan tujuan hidup, khususnya seputar pernikahan, anak, gaya hidup, dan kebebasan,” katanya.
Baca: 4 Kiat Memutus Pacar Tanpa Masalah
Contohnya, wanita muda yang menikahi pria lebih tua menginginkan anak. Tapi si pria karena usia dan pengalaman hidup sebelumnya—sudah pernah berkeluarga misalnya—tidak terlalu tertarik lagi mempunyai keturunan.
Dala kasus lain, wanita berusia matang menikahi pria muda. Si pria tentu antusias ingin mempunyai keturunan, sementara di usia tertentu wanita bisa jadi akan sulit memiliki keturunan, terkait masalah kesuburan. Hal-hal seperti ini harus dibicarakan secara terbuka sebelum memutuskan menikah dan mencari kesepakatan bersama atau kelak akan menjadi kerikil dalam rumah tangga.
Selain itu, menurut psikoterapis Beatty Cohan, MSW, LCSW, AASECT, dari Florida, AS, kebiasaan dan gaya hidup juga bisa menjadi masalah bila tidak ada komunikasi dan kompromi yang baik. “Misalnya, pasangan Anda yang lebih muda masih suka keluar malam, nongkrong, berdansa. Sementara Anda sudah tidak tertarik atau tidak punya cukup energi lagi. Kuncinya harus ada kesabaran, toleransi dan kompromi di setiap hubungan, jika ingin langgeng.”
Baca: Ini 4 Zodiak yang Paling Suka Gombal dan Tebar Pesona
Anda bisa mengalah untuk berusaha menyenangkan dia. Berusaha rutin berolahraga sehingga punya cukup stamina dan energi mengimbangi aktivitas atau kebiasaan dia. Ini juga akan membawa keuntungan lain, yakni penampilan Anda terjaga.