TEMPO.CO, Solo - Banyak penelitian menyebutkan penyakit Sjogren's Syndrom berawal dari kelainan kromosom yang berujung pada gangguan sistem kekebalan tubuh. Meski demikian, kondisi itu sebenarnya bisa diantisipasi, salah satunya dengan mengubah gaya hidup.
Baca: Sperma Encer Bisa Diatasi dengan Gaya Hidup Sehat
Sjogren's Syndrom merupakan satu dari sekitar 150 penyakit autoimun yang lebih banyak dikenal seperti Lupus, Myasthenia, Scleroderma serta Rheumatoid Arthritis. "Diantara penyakit autoimun yang lain, Sjogrens Syndrom memang paling belakangan ditemukan," kata Ketua Divisi Alergi Imunologi Klinik RSUD dr Moewardi Solo, Agus Joko, Kamis 8 November 2018.
Penyakit ini terjadi lantaran sistem kekebalan tubuh justru menyerang kalenjar air mata dan air liur. Agus Joko menyebut bahwa kelainan kromosom menjadi faktor awal dari timbulnya penyakit tersebut. "Muncul sebagai penyakit saat ada kondisi tertentu yang memicunya," kata dia.
Kondisi yang bisa menjadi pemicu sebagian besar berkaitan dengan gaya hidup. Salah satunya adalah kurangnya olahraga. "Begitu juga dengan kebiasaan begadang, stres, asap rokok hingga junk food bisa menjadi pemicu," katanya.
Selain itu, paparan radiasi, termasuk radiasi sinar ultra violet juga bisa menjadi salah satu pemicu. "Kelainan kromosom tidak selalu berujung pada penyakit ini jika pemicunya bisa dihindari," kata Agus menerangkan.
Kekurangan asupan vitamin D juga bisa menjadi salah satu pemicu. Agus menyebut bahwa berjemur di pagi hari sebelum jam sepuluh bisa meningkatkan asupan vitamin D di dalam tubuh. "Sedangkan di atas jam sepuluh justru banyak ultra violet-nya," kata dia.
Baca: Jam Kerja Fleksibel Lebih Digandrungi? Cek 2 Alasannya
Sayangnya, di Indonesia belum ada data pasti mengenai jumlah pengidap penyakit ini. "Kami di RSUD dr Moewardi hampir tiap hari merawat pasien yang menderita penyakit ini," katanya.