Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Pahlawan 2018, Ini Alasan Milenial Harus Rajin Baca Buku

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi wanita membaca buku. shutterstock.com
Ilustrasi wanita membaca buku. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Terkait Hari Pahlawan 2018, generasi muda atau milenial harus semangat untuk membangun Indonesia. Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden Jokowi seusai menghadiri acara bersepeda santai bertajuk "Bandung Lautan Sepeda" di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 10 November 2018.

Baca juga: Kenapa Orang Tua Sering Disebut Pahlawan? Simak Aktor Muda Ini

"Semangat untuk memajukan bangsa ini, semangat untuk membuat negara Indonesia ini maju. Semangat berinovasi, semangat berkreasi, semangat berkarya, semangat bekerja, semangat optimis, semangat. Pokonya yang semangat, semangat, semangat," kata Presiden Jokowi.

Pesan untuk milenial juga disampaikan Duta Baca Indonesia Najwa Shihab.  Milenial, menurut Najwa harus berani menjadi agen perdamaian dengan banyak membaca dan berani mengambil keputusan.

Putri dari Quraish Shihab ini menyebut saat ini pendidikan dasar di Indonesia memang sudah berhasil mencapai 94 persen. Sayangnya, angka itu masih harus ditingkatkan untuk taraf sekolah menengah sampai perguruan tinggi.

Hal ini tercermin dari sejumlah riset soal rendahnya minat baca di Indonesia. Najwa pun mengajak 100 anak muda dari seluruh Indonesia yang terpilih dalam ajang ‘Millenial Movement’ dari Maarif  Institute untuk mulai rajin membaca agar bisa menjadi agen perdamaian pada masa depan.
Najwa Shihab. TEMPO/Nita Dian
“Coba dibayangkan ketika usia kemerdekaan Indonesia sudah mencapai 100 tahun. Saya berharap anak-anak muda di Indonesia sudah bisa menguasai 3 isu penting yakni anti korupsi, toleransi, dan ketiga adalah partisipasi,” kata Najwa di Hotel Aryaduta Jakarta, Sabtu 10 November 2018.

Najwa menilai anak muda Indonesia masih mengalami keraguan untuk bersikap, namun di sisi lain juga terlalu menggebu-gebu mengutarakan pilihan. Najwa juga menilai, minat baca anak muda Indonesia masih rendah karena waktu dihabiskan lewat media sosial dan untuk online.

“Membaca itu luar biasa, dan membuat kita tidak jadi bangsa kelas teri. Membaca memiliki daya imajinasi, dan itu luar biasa, itu membuat kita punya keluasan hati, tidak mudah diprovokasi. Dan membaca juga membuat kita tidak mudah menjadi orang yang menghakimi,” terang Najwa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini menyebut, pribadi yang gemar membaca adalah orang yang sabar karena dia akan menunda mengambil kesimpulan sampai halaman terakhir. Orang yang suka membaca, tidak takut pada perbedaan sebab pribadi yang gemar membaca akan menemukan dunia lain dalam lembaran kertas.
buku cerita (pixabay.com)
“Saya rasa banyak orang kehilangan sensasi membaca, namun kalau kita jatuh cinta pada membaca, seperti orang jatuh cinta, dia akan melakukan apapun untuk menemukan kecintaan dan melakukan apapun untuk merawat cintanya. Karena kalau cinta tidak dirawat itu bisa diambil orang. Maka kita pun harus memperlakukan buku dengan seperti itu,” ungkap Najwa disambut riuh suara peserta Millenial Movement.

Dia pun menjelaskan, terkait tiga isu penting di atas perlu menjadi perhatian generasi milenial. Najwa menilai, isu korupsi semakin hari terasa semakin umum. Kondisi ini bisa menjadi sangat berbahaya, karena korupsi menjadi isu yang terlalu sering.

“Ketika anak muda melihat korupsi adalah hal yang biasa, dan tidak apa-apa, apalagi ratusan pejabat terkena, sudah masuk penjara pun tetap bisa hidup mewah, itu kondisi berbahaya,” kata Najwa.

Dia juga menilai, kondisi toleransi di Indonesia semakin memprihatinkan seiring dengan banyaknya riset yang menyebut soal radikalisme telah menjangkit dari tingkat guru sampai anak SD. Misalnya saja, anak-anak SD mudah percaya bahwa mereka tidak boleh bergaul dengan orang-orang yang berbeda agama.

Baca juga: Hari Pahlawan 2018, Begini Gaya Jokowi Mengenang Para Pejuang

“Anak-anak muda ini harus berani bersikap lewat proses yang matang, dan jangan mau dijadikan bala tantara, atau serdadu hanya untuk kelompok yang punya kepentingan tertentu. Kalian harus berani bersikap dan terlibat, bergabung lewat komunitas, lewat yayasan, dan banyak hal. Apalagi sekarang dengan teknologi semua dimungkinkan,” ungkap Najwa.

Baca juga: Apa Ciri Pahlawan Masa Kini? Tilik Kata Maudy Ayunda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Putusan MK Sebut Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran, Ini Gelontoran Dana Bansos Seiring Pemilu 2024

2 jam lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Putusan MK Sebut Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran, Ini Gelontoran Dana Bansos Seiring Pemilu 2024

MK sebut penyaluran bansos menjelang pemilu tak untungkan Prabowo-Gibran. Ini gelontoran dana bansos triliunan rupiah menjelang Pemilu 2024.


Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

2 jam lalu

Pakar hukum tata negara yang juga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar saat di Bandung, Jumat 23 Februari 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

Pakar hukum UGM Zainal Arifin Mochtar menilai putusan MK yang akhirnya memenangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Gibran telah menyisakan pekerjaan rumah cukup berat.


5 Momen Megawati Bela Jokowi sebelum Pecah Kongsi Gara-gara Pilpres

3 jam lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) saat memberikan keterangan pers dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Juni 2023. Rakernas yang mengusung tema 'Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara' tersebut itu juga akan membahas pemenangan Pemilu 2024 serta mendengar pengarahan khusus dari Presiden Joko Widodo. TEMPO/M Taufan Rengganis
5 Momen Megawati Bela Jokowi sebelum Pecah Kongsi Gara-gara Pilpres

Ketika Megawati membela sejumlah kebijakan dan langkah politik Jokowi selama dua periode.


Putusan MK Sebut Jokowi Tak Terbukti Lakukan Nepotisme dan Abuse of Power, Apa Tindakan Masuk Kategori Itu?

4 jam lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Putusan MK Sebut Jokowi Tak Terbukti Lakukan Nepotisme dan Abuse of Power, Apa Tindakan Masuk Kategori Itu?

Putusan MK sebut tidak ada bukti kuat Jokowi lakukan nepotisme dan abuse of power. Apa yang masuk dalam tindakan nepotisme dan abuse of power?


Dahulu Dipakai Jokowi untuk Seleksi Menteri, Deputi Pencegahan KPK Anggap Menstabilo Calon Menteri Zalim

4 jam lalu

Deputi bidang Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan dan Juru bicara KPK bidang pencegahan, Ipi Maryati (kiri), memberikan keterangan kepada awak media pasca pemeriksaan Rafael Alun Trisambodo, oleh tim Direktorat PP Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara KPK, di Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023. Sebagai tindak lanjut pemeriksaan Rafael, KPK akan memeriksa sejumlah pegawai di Direktorat Jenderal Pajak yang diduga berada dalam satu komplotan. TEMPO/Imam Sukamto
Dahulu Dipakai Jokowi untuk Seleksi Menteri, Deputi Pencegahan KPK Anggap Menstabilo Calon Menteri Zalim

Deputi Pencegahan KPK menilai Prabowo Subianto tidak perlu melibatkan KPK dalam menseleksi calon menteri yang akan mengisi kabinetnya.


Jokowi akan Berikan Penghargaan Satyalencana pada Gibran hingga Bobby

4 jam lalu

Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, Bobby Nasution
Jokowi akan Berikan Penghargaan Satyalencana pada Gibran hingga Bobby

Presiden Jokowi dikabarkan akan memberikan penghargaan kepada kepala daerah berprestasi, di antaranya Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution


Hotman Ungkap Ada Pihak yang Adu Domba Prabowo dan Jokowi

11 jam lalu

Wakil Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Otto Hasibuan (kanan) dan Anggota Tim Pembela Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hotman Paris Hutapea saat memberikan keterangan di konferensi pers pada jeda sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat pada Jumat, 5 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Hotman Ungkap Ada Pihak yang Adu Domba Prabowo dan Jokowi

Pada pertemuan tim hukum Prabowo-Gibran hari ini di rumah dinasnya, Prabowo Subianto berpesan soal isu adu domba dia dengan Jokowi.


Disebut Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi dan Gibran Diajak Zulhas Gabung ke PAN

11 jam lalu

Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka saat ditemui usai menghadiri pertemuan Tim Hukum Nasional Prabowo-Gibran di kediaman Prabowo, Jl. Kertanegara No 4, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Disebut Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi dan Gibran Diajak Zulhas Gabung ke PAN

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengajak Presiden Joko Widodo alias Jokowi beserta putranya, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, untuk bergabung dengan partai yang dia pimpin itu. Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, menyampaikan ajakan tersebut usai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan kembali bahwa keduanya bukan lagi kader partai banteng.


Deputi Pencegahan Tak Setuju Bila Ada Screening Awal Calon Menteri di Era Prabowo Subianto oleh KPK

14 jam lalu

Wakil ketua KPK, Johanis Tanak (kanan) bersama Chairman Korean Chamber of Commerce, Lee Kang Hyun (dua kiri), Deputi bidang Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan dan juru bicara KPK, Ali Fikri, memberikan keterangan kepada awak media seusai mengikuti Forum Group Discussion, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. TEMPO/Imam Sukamto
Deputi Pencegahan Tak Setuju Bila Ada Screening Awal Calon Menteri di Era Prabowo Subianto oleh KPK

Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan tidak setuju apabila ada screening awal terhadap calon menteri yang bakal menjabat di era Prabowo Subianto.


Kata Gibran Soal Status Dirinya dan Jokowi yang Dianggap Bukan Kader PDIP Lagi: Dipecat Juga Tidak Apa-apa

15 jam lalu

Postingan Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka di akun Instagramnya. FOTO/Instagram/gibran_rakabuming
Kata Gibran Soal Status Dirinya dan Jokowi yang Dianggap Bukan Kader PDIP Lagi: Dipecat Juga Tidak Apa-apa

Wali Kota Solo sekaligus wakil presiden (wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka tak mempermasalahkan jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menganggap Joko Widodo atau Jokowi dan dirinya saat ini bukan lagi bagian dari partai politik itu. Dia bahkan menyebut jika dipecat dari PDIP pun tidak apa-apa.