Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Indonesia Gawat Darurat Matematika, Apa Itu? Cek Dampaknya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
ilustrasi belajar matematika (pixabay.com)
ilustrasi belajar matematika (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kemampuan siswa memecahkan soal matematika sederhana tidak berbeda secara signifikan antara siswa baru masuk sekolah dasar dan yang sudah tamat SMU. Hasil penelitian terbaru dari RISE atau Research on Improvement of System Education tahun 2018, ini dirilis para peneliti dalam Deklarasi Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika di Universitas Indonesia (UI) Depok, Sabtu, 10 November 2018.

Baca juga: Tak Bisa Jawab Soal Matematika, Anak Ini Telepon Polisi

Para aktivis seperti yang disiarkan melalui siaran pers yang dikirim pada TEMPO.CO Sabtu 10 November 2018, menyatakan terjadi kondisi gawat darurat bermatematika pada siswa SD hingga SMU. Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada kemampuan anak-anak dalam berpikir dan bernalar, serta menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Jika ini dibiarkan, generasi emas Indonesia terancam gagal membangun peradaban Indonesia di masa yang akan datang.

“Yang disebut gawat darurat adalah bahwa kemampuan matematika tidak berkembang seiring bertambahnya tingkat sekolah yang diikuti anak-anak dan penurunan yang terjadi dari tahun ke tahun,” ujar peneliti RISE Niken Rarasati dalam kesempatan yang sama.

Rendahnya kemampuan numerasi siswa di Indonesia bukan lagi berita baru. Hasil PISA tahun 2000 hingga 2015, secara konsisten menempatkan siswa-siswa kita yang berusia 15 tahun pada peringkat bawah dibandingkan negara-negara anggota OECD lainnya.
ilustrasi matematika (pixabay.com)
Disebutkan juga bahwa ditemukan bahwa anak-anak Indonesia ternyata belum mampu menerapkan pengetahuan prosedural matematika ke dalam permasalahan yang dihadapinya sehari-hari. Hasil ini juga dikonfirmasi oleh hasil-hasil tes internasional lain seperti TIMSS .

Gawat darurat bermatematika (literasi matematika) juga ditunjukkan dalam studi pemerintah yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui program INAP (Indonesia National Assesment Program) yang kemudian berubah namanya menjadi AKSI (Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Studi INAP (Indonesian National Assessment Program) yang dilakukan Kemdikbud juga menjelaskan hal yang tak jauh berbeda. Pada 2016, kompetensi matematika siswa SD merah total. Sekitar 77,13 persen siswa SD di seluruh Indonesia memiliki kompetensi matematika yang sangat rendah (kurang), 20,58 persen cukup dan hanya 2,29 persen yang kategori baik.

Setelah berubah nama menjadi AKSI (Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia), pemerintah kembali melakukan studinya. Hasilnya tidak bergerak signifikan. Kali ini asesmen dilakukan untuk siswa SMP kelas VIII pada 2017 di dua provinsi. Hasil kompetensi literasi matematika rerata hanya 27,51. Dari skor 0-100, hasil asesmen itu sangat buruk.

Kondisi kegawatdaruratan ini belum juga beranjak sejak tahun 2000 silam. Data IFLS (Indonesia Family Life Survey) pada 2000, 2007 dan 2014 yang mewakili 83 persen populasi Indonesia juga menunjukkan kedaruratan bermatematika. Kedaruratan terjadi karena jumlah responden yang memiliki kompetensi kurang sangat tinggi. Lebih dari 85 persen lulusan SD, 75 persen lulusan SMP dan 55 persen lulusan SMU hanya mencapai tingkat kompetensi siswa kelas 2 ke bawah. Hanya sedikit saja yang memiliki tingkat kompetensi kelas 4 dan 5.

“Survey IFLS ini menunjukkan kemunduran kompetensi siswa secara akut. Kita tidak boleh mengabaikan temuan-temuan ini jika bangsa Indonesia ingin lebih baik, tidak bangkrut atau bubar karena kualitas SDM bangsa ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan signifikan,” kata Presidium Gernas Tastaka Ahmad Rizali.

Baca: Cara Sederhana Mengenalkan Konsep Matematika pada Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

5 jam lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

6 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

8 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

10 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

16 hari lalu

Para siswa santri SMK Islamic Development Network (IDN) Boarding School berfoto di antara kegiatan program backpacker keliling ke-20 negara. Memulainya pada 16 Januari 2024, memasuki awal April ini mereka telah menyinggahi Pakistan, India, dan sampai di Arab Saudi. ISTIMEWA
56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.


Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

19 hari lalu

 Aghnia Punjabi/Foto: Instagram/ Aghnia Punjabi
Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

Selebgram asal Malang Aghnia Punjabi tampak terisak saat menceritakan kembali peristiwa penganiayaan yang dialami putrinya.


SNBP 2024: Jumlah Pendaftar Terus Meningkat, Terbanyak dari Siswa SMA

23 hari lalu

Logo SNPMB.
SNBP 2024: Jumlah Pendaftar Terus Meningkat, Terbanyak dari Siswa SMA

Berikut data hasil SNBP 2024 untuk peserta yang mendaftar dan dinyatakan lulus.


Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

29 hari lalu

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

30 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.