TEMPO.CO, Denpasar - Selain dialami perempuan, kanker payudara juga dialami pria laki-laki. "Gejala pada pria sama dengan wanita, yaitu ada benjolan. Tapi pada pria, benjolan itu justru gampang ketahuan," kata ahli bedah onkologi Ida Bagus Tjakra Wibawa Manuaba di Denpasar, Selasa, 13 November 2018.
Baca juga: Obat Baru Kanker Payudara, Proses Pengobatannya Hanya 5 Menit
Kenapa pada pria bisa cepat ketahuan atau terdeteksi? Seperti yang disebutkan laman Cancer.org., bahwa laki-laki memiliki sedikit jaringan payudara, jadi perubahan sedikit yang terjadi di jaringannya akan segera diketahui. Kanker tidak perlu tumbuh sangat jauh untuk mencapai puting, kulit menutupi payudara, atau otot di bawah payudara.
Jadi, meski ukuran kanker cenderung lebih kecil dibandingkan pada wanita saat pertama kali dideteksi, tapi kanker payudara pada pria lebih sering telah menyebar ke jaringan atau kelenjar getah bening terdekat.
Tapi angka kejadian kanker payudara pada pria sepertinya cenderung masih kecil di Indonesia. Paling tidak, menurut Tjakra yang telah menekuni karier kedokterannya sejak 1973, [hanya] pernah menangani enam pasien kanker payudara pria di Bali. Menurutnya, jumlah tersebut jauh lebih kecil dibanding dengan sintas perempuan.
Pendapat tersebut disampaikannya usai menyampaikan materi tentang Deteksi dini serta upaya pencegahan kanker dalam seminar Endrawati Cancer Center, Selasa 13 Oktober 2018. Pada seminar yang bertajuk 'Harapannya Dimulai dari Saya' itu, hadir juga sintas kanker payudara dalam sesi diskusi bersama Yayasan Bali Pink Ribbon.
Sayangnya, sejauh ini lanjutnya, pasien kanker payudara cenderung datang diperiksa dalam kondisi stadium lanjut. "[Mungkin] Karena benjolan yang muncul saat awal pertumbuhan tidak nyeri [jadi tidak datang untuk diperiksa]," tuturnya. Tjakra pun menjelaskan bahwa saat rasa nyeri karena kanker payudara itu muncul, gejalanya terasa sampai di kulit dan tulang.
.
Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Kanker payudara pada laki-laki dan perempuan berhubungan dengan faktor keturunan. Tjakra juga menjelaskan kecenderungan kanker payudara pada laki-laki disebabkan faktor genetik. "Kalau laki-laki biasanya berhubungan dengan gen BRCA 2," tutur guru besar Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana itu
Namun, kata Tjakra, kecenderungan pewarisan itu sekitar 5-10 persen. Selebihnya faktor risiko kanker payudara adalah gaya hidup, seperti makanan.
Menurut Tjakra, anggapan yang tidak tepat bila makan apa pun saat usia muda tidak mempengaruhi kesehatan. "Karenanya justru kaum muda itu makanannya [harus] diatur," katanya.
Selain itu kurang aktivitas juga mempengaruhi penyebab kanker. "Sekarang kebiasaan enggak bergerak ke mana-mana, cuma diam di depan gadget atau komputer," tuturnya. Menurut Tjakra di Indonesia orang berumur 40-45 tahun rata-rata yang mengalami kanker payudara. "[Risikonya terjadi] sama saja [pada] laki-laki dan perempuan," ujarnya.
Tjakra menjelaskan dalam kanker payudara ada empat karakter, yaitu Luminal A, Luminal B, Her 2 dan Triple-Negative Breast Cancer (TNBC). "Kalau (kanker) payudara laki-laki biasanya Luminal A atau Luminal B," katanya.
Baca juga: Bulan Peduli Kanker Payudara: Waspada Sel Preman, Apa Itu?